Malang, Gesuri.id - Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Basarah menyatakan sangat prihatin dengan rendahnya minat literasi yang dimiliki masyarakat saat ini, di tengah membeludaknya pengguna internet di Tanah Air.
Ia mencatat Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara dalam survei mengenai minat baca.
Baca: Ketua KPK Keluar Jalur Bicara Presidential Threshold
“Teknologi dengan perkembangan pesatnya, ditambah dengan masyarakat kita yang literasinya dan minat bacanya rendah. Akhirnya bangsa kita menerima pesan-pesan medsos, berisi hoax, kebohongan fitnah dan lain sebagainya, hanya membaca judul dan tidak membaca isinya lalu share,” ujarnya saat Training of Trainers (ToT) Sosialisasi 4 Pilar MPR RI di Kota Malang, Minggu (19/12).
Training of Trainers merupakan bagian dari upaya menangkal dan membentengi bangsa, negara, dan ideologi Pancasila terkait masuknya ideologi-ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa.
Menurut Basarah, Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia saat ini menghadapi tantangan di tengah-tengah pesatnya arus informasi dan komunikasi.
Perkembangan teknologi selain membawa dampak positif, juga membawa dampak negatif berupa masuknya ideologi-ideologi transnasional yang bertentangan dengan Pancasila.
“Maka, kemudian saya selaku Ketua Fraksi PDI Perjuangan MPR RI, dalam tanggung jawab kami terhadap bangsa dan negara merekrut saudara-saudara sekalian sebagai panglima-panglima perang untuk menegakkan nilai-nilai Pancasila di tengah-tengah masyarakat Indonesia, terutama di Malang Raya,” kata Basarah, saat membuka acara ToT Sosialisasi 4 Pilar MPR RI, Minggu.
Di acara ToT bertema “Tantangan Pancasila Ditengah Pesatnya Era Teknologi Informasi Digital” yang berlangsung di Savana Hotel, Kota Malang itu, Basarah juga menjabarkan, sesuai data di Indonesia terdapat sebanyak 202 Juta lebih pengguna internet.
Ajaran-ajaran mengenai liberalisme dan ekstrimisme, lanjut dia, juga disebarkan secara massif melalui media sosial. Bahkan salah satu anggota Jamaah Islamiyah (JI) mengakui cara ISIS untuk melakukan perekrutan anggota untuk bertempur di Suriah salah satunya melalui media sosial.
“Kita melihat negara-negara tetangga kita yang hancur lebur karena perang saudara yang tidak berkesudahan. Pada umumnya negara-negara di Timur tengah yang karena mereka gagal dalam mengelola perbedaan dan kepentingan,” imbuh Ketua DPP PDI Perjuangan tersebut.
Baca: Basarah: Pemilihan Duta Pancasila Gagasan Cerdas!
Karena itu, sebagai agen-agen yang akan mempromosikan dan membumikan nilai-nilai 4 Pilar Kebangsaan kepada masyarakat Indonesia, dia minta para peserta ToT ini dapat memiliki tanggungjawab untuk menjaga kebhinekaan bangsa Indonesia yang terjaga dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.
“Karena negeri ini, dilahirkan sebagai negeri yang kaya dan makmur. Dan para pendiri bangsa kita telah mewariskan dasar negara yang dapat mempersatukan kita semua, yaitu Pancasila,” tegas legislator DPR RI dari Dapil Malang Raya ini.
“Yang kemudian akan terjun ke tengah-tengah masyarakat kita. Untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat dengan memanfaatkan media sosial dan teknologi informasi,” ujarnya. Dilansir dari pdiperjuanganjatim.