Jakarta, Gesuri.id - Sekjen PDI Perjuangan yang juga Peneliti Pemikiran Geopolitik Sukarno, Hasto Kristiyanto mengatakan dalam kapasitasnya sebagai pribadi dirinya sangat terkejut dengan banyaknya mahasiswa yang ikut melamar untuk mendapatkan beasiswa yang secara khusus melakukan kajian akademis guna membandingkan kepemimpinan Presiden Jokowi dan Presiden SBY.
Baca: Kandidat Pilpres, Hasto: Estafet Kepemimpinan Jokowi Mutlak
“Peminatnya sangat banyak, mencapai 52 orang. Sebagian besar mengambil program S2 dan S3 dan berasal dari kalangan perguruan tinggi ternama. Ada dari Universitas Indonesia, UGM, Universitas Airlangga, UIN Banda Aceh, hingga dari Oslo University, Manila University, Universiti Sains Malaysia. Kajian penelitian antara lain mencakup ilmu pemerintahan, politik, kebijakan publik, kepemimpinan, psikologi, manajemen, kelembagaan organisasi pemerintahan dan lain-lain,” ungkapnya dalam keterangan tertulisnya, Senin (25/10).
Hasto menjelaskan keseluruhan penelitian penting untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
”Dalam kaitannya dengan kepemimpinan nasional, hasil penelitian itu nantinya sangat penting sebagai bagian pendidikan politik bangsa tentang proses menjadi pemimpin, kapasitas pemimpin, prestasi pemimpin, tanggung jawab dan bagaimana legacy seorang presiden diambil. Apakah kepemimpinan seorang presiden benar-benar untuk bangsa dan negara atau hanya untuk kepentingan popularitas semata,” ujarnya.
Menurutnya, berbagai kajian terkait kualitas pemilu selama kepemimpinan seorang presiden juga penting, misalnya mengapa dalam era demokrasi dengan kompetisi yang sangat ketat, pada tahun 2009 ada Prapol yang mencapai kenaikan perolehan suara 300%. Penelitian ini menarik. Apakah hal tersebut sebagai hasil kerja organisasi atau campur tangan kekuasaan.
Baca: Sekjen Hasto: Kepemimpinan Jokowi Saat Pandemi Dipuji Dunia
“Penelitian tentang kualitas pemilu sangat penting, mengingat saat ini sedang dibahas tahapan Pemilu. Bagi PDI Perjuangan upaya peningkatan kualitas Pemilu menjadi tema kajian akademis yang sangat menarik karena obyektif dan bisa metodologinya bisa dipertanggungjawabkan secara akademis,” jelasnya.
Hasto menambahkan dengan mengedepankan riset untuk analisis kebijakan diharapkan dapat meningkatkan kualitas demokrasi dan bagaimana sistem politik Indonesia benar-benar mengabdi pada rakyat, bangsa dan negara Indonesia.