Kulon Progo, Gesuri.id - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas mengapresiasi kolaborasi pemerintah dan swasta untuk penanggulangan kemiskinan yang terlihat nyata dari kerjasama Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dengan PT Naturindo Fresh.
Ia mencontohkan kemudahan berusaha untuk mendirikan pabrik jamu di Desa Kroco, Kalurahan Sendangsari, membuahkan hasil nyata bagi sekitarnya.
Baca: Ratusan Kematian Gagal Ginjal, Puan: Tetapkan Sebagai KLB
Anas juga mengapresiasi Pemkab Kulon Progo yang memberikan izin mudah tanpa pungutan liar bagi PT Naturindo Fresh, sebab mudahnya izin berusaha berdampak bagi masyarakat sekitar, yang dipekerjakan dan diberdayakan oleh PT Naturindo Fresh.
"Ini fakta contoh kolaborasi pemda dengan swasta. Jika diterapkan, pihak lain akan muncul tempat yang bisa melahirkan lowongan pekerjaan, peluang tenaga kerja, yang meningkatkan ekonomi masyarakat," ujar Menteri Anas saat meninjau pabrik PT Naturindo Fresh, di Kulon Progo, Jumat (21/10).
Dari total 70 karyawan, 49 persennya adalah warga Sendangsari, yakni sebanyak 34 orang. Sedangkan warga Kabupaten Kulon Progo sebanyak 14 orang atau 20 persen. Sisanya, sebesar 22 persen atau 22 karyawan, berasal dari Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta. Serta 10 warga Sendangsari direkrut sebagai tenaga harian lepas.
Menteri Anas menegaskan, jajarannya akan terus mendorong perbaikan tata kelola pemerintah. Untuk kemudahan izin usaha, mantan Bupati Banyuwangi ini menegaskan bahwa digitalisasi adalah hal mutlak.
Kunjungan Pabrik Jamu di Desa Sendangsari 11
Sistem digital akan memberikan transparansi bagi investor, mengurangi risiko korupsi, serta mempercepat terbitnya izin usaha. Pemda sebaiknya mengakselerasi reformasi birokrasi agar dampaknya lebih nyata bagi masyarakat.
"Banyak daerah yang hebat bukan karena APBD besar, tapi ketepatan sasaran, dan kehebatan mengajak masyarakat," ungkap Menteri Anas.
Direktur Utama PT Naturindo Fresh Raden Teguh Adhinugroho mengamini bahwa mengurus perizinan di Kulon Progo adalah hal mudah. Ia pun mengenang mantan Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo.
Raden mengisahkan, Hasto pernah memberi pesan bahwa jika membangun usaha, jangan pagari dengan pring (bambu), tetapi dengan piring sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar. "Kami sebelumnya tidak memikirkan tentang pemberdayaan, namun hanya berfikir membuka usaha harus memikirkan tetangga juga. Dan alhamdulillah respon lingkungan sekitar kami bisa diterima dengan baik," jelas Raden.
Lapangan kerja yang dibuka oleh PT Naturindo Fresh berhasil membawa warga Sendangsari keluar dari ketertinggalan ekonomi. Namun pertanggungjawaban sosial PT Naturindo Fresh tidak berhenti di situ.
Mereka membeli simplisia (bahan alami untuk obat yang belum melalui proses apapun) dari Kelompok Wanita Tani atau KWT secara perorangan.
Baca: Gangguan Ginjal Akut, Bupati Sitaro: Jaga Kesehatan Anak
Setiap bulan, rata-rata 15 mahasiswa magang, praktik kerja lapangan (PKL), dan penelitian di pabrik ini. Dalam jangka waktu tiga bulan mereka lakukan kegiatan tersebut, para mahasiswa bertempat tinggal di rumah warga sebagai indekos. PT Naturindo juga bermitra dengan warga untuk keperluan konsumsi makan siang para karyawan.
Kegiatan lain yang dilakukan adalah membuat percontohan pengolahan lahan dan budidaya rimpang empon-empon. Pengolahan lahan tersebut dilakukan di tanah desa.
Mereka bahkan menyediakan kegiatan sekolah olahraga karate yang terdaftar di pengurus daerah. Fasilitas yang disediakan adalah tempat latihan dan pelatih. Pesertanya adalah anak-anak di lingkungan Sendangsari dan sekitarnya.