Bogor, Gesuri.id - Presiden Joko Widodo menyerahkan bantuan modal kerja (BMK) kepada 60 pengusaha mikro dan kecil masing-masing Rp2,4 juta di halaman Istana Kepresidenan Bogor.
"Tadi sudah diberi semuanya ini? Sudah diberitahu ini isinya berapa? Rp2,4 juta dipakai untuk memperbanyak produk yang kita jual," kata Presiden Jokowi di halaman Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (29/9).
Presiden Jokowi dalam pemberian bantuan tersebut didampingi Menteri Sekretaris Negera Pratikno dan Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki. Pembertian BMK itu dilakukan dalam dua kelompok masing-masing 30 orang dan seluruhnya memakai masker serta "face shield".
"Ya kita tahu bahwa sekarang ini memang pada kondisi pandemi COVID-19, semua merasakan termasuk bapak ibu semua merasakan benar? Ini terjadi tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga di 215 negara kondisinya sama persis, tidak hanya yang kecil, yang mikro, yang menengah, yang gede semua dalam posisi yang sama kesulitan semua," ungkap Presiden Jokowi.
Baca: Terapkan Protokol Kesehatan, Presiden Jokowi Serahkan BMK
Dalam kondisi sulit tersebut, Presiden Jokowi meminta agar pengusaha mikro dan kecil dapat bekerja lebih keras lagi untuk dapat mempertahankan usahanya.
"Saya sudah bertemu ribuan pengusaha kecil dan mikro, ada yang omsetnya tinggal separuh, sepertiga, turun sampai seperempat, itu dialami yang menengah dan besar juga dalam kondisi seperti ini, tapi semangat kerja jangan turun," tambahnya.
Presiden Jokowi berharap bila pada Desember 2020 sudah ada vaksin COVID-19 dan mulai dilakukan vaksinasi pada awal 2021 maka para pedagang mikro dan kecil tidak kehilangan momentum.
"Tahun depan kalau sudah normal lagi bapak ibu jangan sampai kehilangan momentum, jangan saat sudah normal, modal kerja malah sudah tidak ada, ini yang harus betul-betul dihitung, usaha pasti naik turun, saya mengalami, saya juga mulai seperti bapak ibu sekalian," kata Presiden.
Presiden Jokowi pun meminta agar para pedagang mikro dan kecil jangan sampai menutup usahanya.
"Saya memahami, saya mengerti sekali lagi maka semangat kerja jangan sampai kendor, pertahankan usaha bapak ibu jangan sampai tutup, untung sedikit tidak apa-apa tapi jangan sampai tutup, kalau sampai tutup untuk memulai awal tahun depan akan lebih sulit lagi," ungkap Presiden.
Presiden pun berdialog dengan sejumlah pengusaha kecil yang hadir di istana Kepresidenan Bogor.
"Bapak usahanya apa?" tanya Presiden.
"Saya jualan di kantin sekolah, tapi karena sekolahnya tutup jadi kantin juga tutup. Rumah kebetulan pinggir jalan, jadi masih bisa (jualan)," kata pedagang tersebut.
"Itu namanya semangat kerja, masih bisa bertahan jangan sampai kehilangan peluang dan kesempatan. Ini cobaan besar bagi kita semua dan harus kita hadapi. Jangan sampai ada yang tutup usahanya harus bertahan terus. Omset dulu berapa sekarang berapa?" tanya Presiden.
"Dulu per bulan Rp5 juta, sekarang mungkin Rp2 juta," jawab pedagang tersebut.
"Masih baik lah, masih baik, yang lain pedagang kaki lima ada? di mana jualan apa?" tanya Presiden.
"Assalamualaikum, saya Tika jualan di jalan Malabar jualan gado-gado," jawab seorang ibu pedagang gado-gado bernama Tika
"Gado-gado modalnya berapa?" tanya Presiden.
"Rp500 ribu," jawab Tika.
"Dulu jualan sehari bisa berapa?" tanya Presiden.
"Dulu sehari Rp150 (ribu) sekarang paling Rp75 (ribu) Pak," jawab Tika.
"Semuanya samalah, ada yang saya tanya juga turunnya sampai separuh lebih. Hanya jualan gado-gado?" tanya Presiden.
"Sama ketoprak Pak, tapi maaf Pak sekarang kan lagi pandemi, sedangkan sepanjang jalan Malabar mau di bongkar, awal November sekarang Pak, kalau pandemi gini bagaimana Pak?" tanya Tika.
"Itu dari pemerintah kota nanti saya tanyakan, dicatat pak menteri. Ya memang di lapangan keadaannya sering seperti, itu semua harus dihadapi. Ada yang asongan?" tanya Presiden.
"Assalamualaikum, saya kebetulan udah lama Pak 'ngasong' keliling seputar kota bogor, pasar anyar, pasar bogor," jawab pedagang asongan.
Pedagang tersebut mengaku berjualan permen, tisu, makanan dan kopi.
"Modalnya paling sekitar Rp1 juta untuk segala macam makanan, kopi, sebelum COVID-19 omset sih lumayan,
sekarang menurun hampir 70 persen, capai," kata pedagang tersebut.
Baca: Hore, Permintaan Barang Konsumsi & Jasa Mulai Merangkak Naik
"Dulu berapa?" tanya Presiden.
"Alhamdulilah dulu kebagian Rp150 ribu, Rp200 ribu, Rp100 ribu, sekarang kadang Rp60 ribu," kata pedagang tersebut.
"Tapi masih dapat," kata Presiden.
"Alhamdulillah," jawab pedagang tersebut.
Berdasarkan data, Bantuan Presiden (Banpres) Produktif untuk Modal Kerja telah tersalurkan Rp14,183 triliun untuk diterima kepada 5,9 juta penerima manfaat yaitu UMKM.