Jakarta, Gesuri.id - Direktur Sarinah Institute, Eva Kusuma Sundari mengungkapkan ASEAN telah memiliki satu pemikiran yang sama untuk membantu Myanmar.
“Alhamdulillah kemarin ASEAN sudah berposisi sama, mereka berharap ada posisi dialog untuk melakukan penuntasan persoalan internal,” kata Direktur Sarinah Institute, Eva Kusuma Sundari, Sabtu (6/3).
Eva mengungkapkan jika hal ini merupakan posisi lumayan bagus, daripada posisi awal yang sempat berdampak pada terbentuknya dua kubu di ASEAN.
Baca: Kudeta Myanmar, Hasto: Solidaritas ASEAN Harus Tekan Rejim
“Sebenarnya dari awal meledak sudah ada dua kubu, ada yang menganggap ini isu internal, tetapi dikubu lain seperti Malaysia dan Indonesia itu justru berusaha untuk menstop,” jelas Eva.
“Atas kerja keras bu Retno yang lompat ke sana-sani untuk menyamakan keadaan dan dalam hal ini bisa bersatu, maka ini merupakan perkembangan yang normatif,” tambah Politisi PDI Perjuangan itu.
Ia berharap dengan adanya kondisi baru ini, mudah-mudahan masalah kudeta yang terjadi bisa menimbulkan hasil yang baik bagi masyarakat.
“Dengan adanya tekanan internasional dan juga PBB mudah-mudahan dapat menguatkan ASEAN untuk meletakkan kasus kudeta ini secara proporsional, untuk sekaligus membela kepentingan rakyat Myanmar, bukan militer,” jelasnya.
Baca: Kyai Sin Dibunuh Rezim Myanmar, Mixil Beri Penghormatan
Dalam hal ini pun, Indonesia juga berharap bisa membantu Myanmar dalam segi perekonomian dan juga menghapus berita jelek terkait Indonesia.
“Indonesia bisa membantu perekonomian Myanmar, bahkan mereka sempat memberitakan bu Menlu dan itu dapat menghapus semua itu,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Kudeta Myanmar terjadi sejak 1 Febuari 2021 lalu. Saat itu militer menggulingkan Aung San Suu Kyi, karena menuding partainya Liga Nasional untuk Demokrasi (LND) curang dalam pemilu yang mereka menangkan, November 2020 lalu.