Jakarta, Gesuri.id - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, bahwa Indonesia menghadapi potensi gempa kuat dipicu oleh aktivitas multi segmen sesar aktif.
Dwikorita memaparkan sejumlah daerah yang potensial menghadapi potensi bencana itu, dimana yang terdekat dari Jakarta adalah di zona Sesar Cimandiri.
Menurut Dwikorita, di zona ini, khususnya Palabuhan Ratu dan Sukabumi, terdapat Segmen Cimandiri, Nyalindung-Cibeber dan Rajamandala yang berarah Timurlaut-Baratdaya dan menerus ke Teluk Pabuhan Ratu.
Baca: PDI Perjuangan Wajibkan Kader Lapor Harta Kekayaan
Sedangkan, zona sesar utama Cimandiri ini sangat berdekatan dengan jalur Sesar Citarik dan Sesar Cipamingkis yang semua merupakan jalur sesar aktif.
"Gempa kuat dapat terjadi saling picu di zona tektonik yang aktif dan kompleks semacam ini," kata Dwikorita dalam Seminar Nasional dengan topik 'Mitigasi Bencana Secara Cepat sebagai Upaya Antisipasi Dini Untuk Memahami Potensi Bahaya Gempa Bumi dan Resikonya' secara daring di Sekolah Partai PDI Perjuangan Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (2/3).
Dwikorita menambahkan, bahwa potensi gempa kuat yang dipicu oleh aktivitas multi segmen sesar aktif yang berdekatan/bersinggungan dapat terjadi di zona Sesar Palu Koro.
Di zona ini terdapat Segmen Palu, Saluki, Moa, dan Kuleana yang berarah selatan-utara, menerus ke Teluk Palu. Zona segmen sesar utama Palu- Kuleana ini berdekatan dengan Segmen Sesar Palolo A dan Palolo B yang semua merupakan segmen sesar aktif.
"Gempa kuat dapat terjadi saling picu di zona tektonik yang aktif dan kompleks semacam ini," sambungnya.
Lainnya adalah di zona Sesar Semangko, khususnya Kota Bandar Lampung dan Kotaagung dekat Segmen Kumering Utara, Kumering Selatan, Semangko Barat, dan Semangko Timur berarah Baratlaut-Tenggara dan menerus ke Teluk Semangko.
Zona sesar utama Semangko ini dekat jalur Sesar Semangko Graben dan Sesar Ujung Kulon yang semua merupakan sesar aktif. Gempa kuat dapat terjadi dan saling picu di zona tektonik yang aktif dan kompleks seperti di Jalur Sesar Semangko di Selat Sunda ini.
Potensi gempa kuat dipicu aktivitas multi segmen sesar aktif juga dapat terjadi di Kota Banda Aceh. Di zona ini terdapat Segmen Aceh dan Seulimeum. Zona sesar utama ini sangat berdekatan dengan jalur Sesar Pidie Jaya, Batee, Tripa, dan Peusangan vang semua merupakan jalur sesar aktif. “Gempa kuat dapat terjadi saling picu di zona tektonik yang aktif dan kompleks di wilayah ini,” bebernya.
Untuk membayangkan bagaimana potensi bahayanya adalah dengan melihat bagaimana peristiwa gempa Turki yang terjadi akibat patahan yang ada di darat. Menurutnya, ada dua patahan lempeng yang terjadi pada gempa Turki. Yakni patahan East Anatolian yang bergerak dengan skala lebih dari 7 skala richter, dan dilanjutkan beberapa jam kemudian dengan patahan lainnya di North Atatolian. Sehingga ada 3 gempa terjadi dalam waktu hampir bersamaan, maka daya rusaknya tinggi.
Dwikorita menambahkan bahwa peristiwa serupa bisa saja terjadi di Indonesia. Fenomena ini memberikan warning bagi kita yang ada di Indonesia, untuk mewaspadai adanya potensi gempa multi-segmen yang sangat mungkin terjadi, sambungnya.
"Semua paparan ini bukan untuk menakuti. Tapi untuk edukasi. Kepala daerah harus memperhatikan tata ruang, building code. Sekolah, rumah sakit harus aman dari gempa," tegasnya.
Dwikorita menyatakan pihaknya mendorong penguatan kajian getaran tanah (Ground Motion). Ini merupakan bagian memperkuat peringatan dini gempa bumi. Sehingga tata ruang kota juga bisa disiapkan.
Kemudian, lanjut Dwikorita, penegakkan aturan konstruksi bangunan tahan gempa dengan building code.
"Pemda untuk segera mengecek bangunan, konstruksinya apakah sudah tahan gempa. Pupera dan kampus teknik bisa bantu. Kalau ketahuan ada tak tahan gempa, mohon perkuat. Ada teknologinya," sarannya.
"IMB dan tata ruang ditetapkan ketat. Kalau zona merah jangan dibangun, sebab nanti jadi kuburan massal. Zona orange dan kuning, boleh dibangun namun syaratnya harus ketat," jelasnya.
Kemudian, soal penegakkan peraturan pendukung sistem mitigasi gempabumi.
"Edukasi, literasi, advokasi secara inklusif dan berkelanjutan semenjak dini," terangnya.
Baca: Megawati Ingatkan Bahaya Becana Bagi Peradaban
Dwikorita turut mengapresiasi kepala daerah dari PDI Perjuangan yang dinilainya responsif soal mitigasi bencana alam. Hal itu bisa dibuktikan, rutinnya kepala daerah dari PDI Perjuangan berdiskusi dengan BKMG meski potensi bencana belum terjadi.
Tak hanya itu, lanjutnya, pembekalan materi dari partai berlambang banteng moncong putih itu soal pencegahan bencana, tutur memperkuat Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDI Perjuangan saat terjun di lokasi bencana.
"Kami sangat bangga dan respek atas Baguna PDI Perjuangan. Kalau kami ke daerah, pimpinan daerah dari PDI Perjuangan, sangat responsif dan cepat menerima kami," jelas Dwikorita.