Medan, Gesuri.id - Pemerintah Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, akan membangun tempat pengolahan sampah (TPS) dengan metode sanitary landfill, sehingga bisa memanfaatkan sampah menjadi produk yang bernilai ekonomi.
"Pemerintah Kota Medan bersama Kabupaten Deli Serdang dan Provinsi Sumut sudah menyiapkan lahan 50 hektar di Telun Kenas, Deli Serdang. Mudah-mudahan terlaksana dengan cepat," kata Wali Kota Medan Bobby Nasution saat pilot project penanganan dan penanggulangan sampah di TPA Terjun, Medan, Sabtu (3/7).
Sistem sanitary landfill ini berguna untuk mengurangi bau dari sampah yang mengalami pembusukan di dalam tanah. Teknik ini juga menghambat terbuangnya gas metana ke udara yang menjadi sumber bau dari sampah yang membusuk tersebut.
Baca: Eri Siapkan Ratusan Peti Mati Untuk Jenazah Pasien COVID-19
Dengan menggunakan metode sanitary landfill, maka sampah di Kota Medan nantinya akan diolah menjadi produk bermanfaat yang bernilai ekonomi, seperti pupuk, bahan bakar energi hingga cairan berupa disinfektan.
"Jadi hari ini bagaimana penyelesaian penumpukan sampah bisa kita kurangi tahun ke tahun. Untuk memanfaatkan yang lebih ekonomis bagi masyarakat Kota Medan ke depannya, itu tadi ada pupuk, cairan sejenis disinfektan, pupuk cair dan RDF (Refuse Derived Fuel-red). RDF itu untuk bahan bakar untuk industri," ujarnya.
Penerapan sistem sanitary landfill ini dinilai dapat mengatasi permasalahan sampah di Kota Medan. Apalagi kata dia, Kota Medan pernah mendapat predikat kota terkotor.
Baca: Bobby Siap Kebut Vaksinasi 1,3 Juta Warga Kota Medan
"Ini karena TPA kita saat ini masih open damping. Kalau di Kementerian Lingkungan Hidup, itu sudah dilarang penggunaan TPA open damping, sudah diperintahkan untuk menggunakan sanitary landfill, dan ini sedang kita persiapkan," ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Medan, Husni mengatakan sistem pengelolaan sampah sanitary landfill ini merupakan salah satu konsep penanggulangan sampah pada sumbernya.
"Kita menyadari TPA kita tinggal satu, artinya kalau tidak dilakukan upaya-upaya pemrosesan, dua atau tiga tahun lagi kita akan kolaps dengan TPA yang ada. Sambil menunggu TPA regional, kita melakukan upaya-upaya pengolahan sampah di lokasi TPA Terjun ini," ujarnya.