Jakarta, Gesuri.id - Keberhasilan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengungkap jaringan Muslim Cyber Army (MCA) penebar hoax, fitnah, ujaran kebencian dan konten SARA melalui media sosial merupakan kabar positif. Hal tersebut diungkapkan oleh politisi PDI Perjuangan Rahmad Handoyo.
Rahmad berharap pengungkapan jaringan MCA ini bisa menjadi pintu masuk rekonsiliasi nasional serta memicu efek jera.
“Lihat saja, hanya berselang beberapa hari setelah beberapa pelaku diringkus, konten berbau SARA dan hoax yang selama ini berseliweran di media sosial cukup berkurang. Kita berharap kondisi ini bisa menjadi pintu masuk untuk konsiliasi nasional,” ujar Rahmad dihubungi dari Jakarta, Jumat (2/3).
Anggota Komisi IV DPR RI ini mengatakan sudah saatnya kebhinekaan yang selama ini sempat tersobek akibat hoax dan ujaran kebencian dirajut kembali. Menurutnya, jika konten-konten berbau SARA, hoax dan ujaran kebencian bisa dikikis habis maka kebhinekaan yang sudah menjadi takdir anak bangsa ini bisa dirawat kembali.
“Bagaimanapun kita ini adalah satu keluarga besar yang bernama Indonesia. Jadi, memang saatnya kita secara bersama-sama merawat kembali kebhinekaan melalui proses demokrasi yang santun serta saling menghormati. Bukan dengan cara menyebar fitnah, hoax dan konten berbau SARA,” tegas Rahmad.
Politisi PDI Perjuangan tersebut juga mengapresiasi kinerja Polri yang cepat tanggap dalam mengungkap kasus MCA. Namun, Ia berharap agar Polri tidak hanya menangkap perlaku, tapi juga bisa membongkar siapa sebenarnya donatur maupun otak aksi pemecah belah bangsa ini.
“Para tokoh dibalik layar ini yang harus ditangkap, kemudian diberi sanksi berat sehingga menimbulkan efek jera, ” kata Rahmad.
Politisi PDI Perjuangan Dapil Jateng ini menghimbau semua pihak agar menghindari perbuatan penyebaran konten berbau SARA, hoax dan ujaran kebencian menjelang pesta demokrasi.
“Siapapun yang ingin meraih kekuasaan, hendaknya melakukan dengan cara yang terhormat. Jangan meraih kekuasaan dengan menghalalkan segala cara. Sebab kebhinekaan dan NKRI adalah segalanya,” pungkasnya.