Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi X DPR RI, Bonnie Triyana, menyoroti rendahnya minat baca masyarakat Indonesia yang sangat memprihatinkan.
Berdasarkan data UNESCO, Indonesia hanya memiliki angka minat baca 0,001%, yang berarti hanya 1 dari 1.000 orang Indonesia yang rajin membaca.
Peringkat ini membuat Indonesia berada di urutan ke-60 dari 61 negara dalam hal minat membaca, mengungguli Thailand dan sedikit di atas Botswana.
Baca: Ganjar Pranowo Belum Pastikan Maju Pada Pilpres 2029
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) di Gedung DPR pada Kamis (24/4/2025), Bonnie mendesak pemerintah, khususnya Perpusnas, untuk mengambil langkah konkret guna meningkatkan minat baca masyarakat.
Menurutnya, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya membaca harus diperkuat, terlebih dengan kemajuan teknologi yang memudahkan akses ke berbagai sumber bacaan, termasuk e-book dan jurnal riset yang bisa diakses secara digital.
Bonnie juga mengkritik kondisi perpustakaan di daerah yang sering terbengkalai, mencerminkan kurangnya perhatian pemerintah dalam memajukan literasi.
"Pemerintah harus lebih serius dalam meningkatkan minat baca, karena ini juga berkaitan dengan peningkatan kualitas SDM kita," ujarnya.
Ia juga menyoroti masalah lain, yakni pemangkasan anggaran yang dapat berpotensi merusak warisan peradaban bangsa, seperti hilangnya 8.400 naskah kuno akibat kurangnya preservasi di Perpusnas.
Dengan kelembapan udara yang tinggi, naskah-naskah tersebut rentan rusak.
Bonnie menegaskan bahwa meski pemangkasan anggaran dilakukan untuk efisiensi, hal tersebut tidak boleh mengorbankan pelayanan publik serta preservasi naskah-naskah bersejarah yang penting untuk dokumentasi sejarah bangsa.
Baca: Ganjar Ingatkan Presiden Prabowo Untuk Berhati-hati
"Peradaban bangsa terekam melalui naskah-naskah kuno, dan kita harus memastikan bahwa warisan ini tetap terjaga dengan baik," tambahnya.
Upaya untuk meningkatkan minat baca di Indonesia memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak.
Melalui kebijakan konkret dan pemeliharaan warisan budaya yang bijak, diharapkan dapat meningkatkan literasi dan menciptakan generasi yang lebih cerdas dan peduli terhadap pengetahuan