Jakarta, Gesuri.id - Ketua Inovator 4.0 Indonesia, Budiman Sudjatmiko memuji upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam memperbaiki data pertanian secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Menurut politisi PDI Perjuangan ini, penggunaan data yang akurat akan mendorong jalannya program-program hilirisasi hasil produksi pertanian dengan tetap menjaga pengorganisasian petani sebagai subjek peningkatan nilai tambah pertanian ke depan.
Baca: Budiman Sudjatmiko: Bangun Desa dan Indonesia Dengan Data
"Saya akan mendukung pembangunan basis data permintaan yang mampu menampilkan pola konsumsi secara presisi untuk melakukan perencanaan produksi dan tata niaga yang lebih adil dan berkelanjutan," ujar Budiman dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (13/12).
"Karena itu harus dibangun konsolidasi rantai suplai dengan menggunakan teknologi digital secara intensif untuk meningkatkan produktivitas nasional dan mengurangi peran mediasi tradisional, khususnya di sektor pembiayaan dan penyediaan sarana produksi pertanian," imbuhnya.
Seperti diketahui, Kementan di bawah Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) membangun pusat data Agriculture War Room (AWR) yang terhubung langsung dengan pergerakan Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani). Syahrul menegaskan persoalan data harus mengacu pada lembaga negara yang sah dan mengikat dengan undang-undang seperti Badan Pusat Statistik (BPS). Oleh karena itu, tidak boleh ada satu lembaga atau kementerian yang saling mengeluarkan data.
"Melalui teknologi digitalisasi yang tertuang pada AWR, kita bisa pantau dan berdiskusi langsung dengan para petani dan penyuluh. Mereka adalah mata dan telinga Kementan dari tingkat desa hingga kecamatan," jelasnya.
Baca: Dari Arief Budiman, Budiman Mengenal Pemerintahan Allende
Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri menjelaskan Agriculture War Room atau AWR mampu mensinergikan semua informasi dan data yang selama ini terpisah-pisah.
"Dulu pemantauan cuaca dengan lahan yang siap tanam terpisah. Kami sering mengalami kendala dan keluhan petani, akibat intervensi pemerintah sering terlambat," katanya.