Jakarta, Gesuri.id - Bulan Bahasa Bali ke-7 2025 resmi berakhir. Gubernur Bali Wayan Koster berharap Bulan Bahasa Bali tahun ini mampu menciptakan generasi muda yang melestarikan budaya Bali termasuk bahasanya.
"Bulan Bahasa Bali ke-7 tahun 2025 titiyang (saya) tutup secara resmi," kata Koster saat pidato di acara penutupan Bulan Bahasa Bali ke-7 di Denpasar, Sabtu (1/3/2025).
Selain resmi menutup Bulan Bahasa Bali ke-7, Koster juga menyampaikan tema Bulan Bahasa Bali ke-8 2026. Yakni, Akme Kerthi Udiana Purnaning Jiwa.
Koster menjanjikan rangkaian kegiatan Bulan Bahasa Bali berikutnya akan lebih variatif. Kepala Dinas Kebudayaan Bali I Gede Arya Sugiarta diminta untuk mendiskusikan isi acaranya.
"Tahun depan, Pak Kadis, harus lebih variatif lagi. Nanti kita diskusi," ucapnya.
Koster mengapresiasi penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali tahun ini. Dia berharap generasi muda harus punya jati diri dan melestarikan semua budaya Bali termasuk bahasanya.
"Generasi penerus jangan seperti titiyang. Harus punya jati diri, karakter, dan identitas nak Bali," ujarnya.
Koster berpendapat ada masa para generasi muda akan berhenti berbicara dalam bahasa Bali dan mulai meninggalkan budaya Bali lainnya. Perkembangan teknologi akan jadi salah satu penyebab generasi muda di Bali mulai lupa dengan budayanya.
Karenanya, gubernur dua periode itu berharap Bulan Bahasa Bali dapat terus terselenggara. Agar budaya Bali, termasuk bahasanya, dapat terjaga selama digunakan dalam kehidupan sehari-hari para generasi muda.
"Harapannya, Bulan Bahasa Bali ini dapat dijalankan secara konsisten setiap tahun. Dalam rangka menjaga budaya kita sebagai peradaban budaya Bali," pungkasnya.
Sumber: www.detik.com