Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Yevri Sitorus mendesak pemerintah segera menggerakkan BUMN pangan untuk menambah stok pangan selama masa pandemi Covid-19.
Tak hanya itu, namuan juga lanjutnya, stok pangan alternatif mengingat Presiden Joko Widodo memberikan sinyal pandemi Covid-19 baru akan berakhir pada Desember 2020.
Baca: Deddy: Arief Budiman Adalah Manusia Merdeka!
“Jadi, kita perlu tanam sebanyak mungkin bahan pangan dan mengumpulkan alternatif bahan pangan untuk mengantisipasi jika pandemi Covid-19 ini melanda lebih lama,” kata Deddy, melalui pernyataan tertulis kepada media, Jumat (24/4).
Deddy menjelaskan, semua pihak khawatir dengan kondisi pandemi Covid-19 yang bisa berlangsung panjang. Namun, kekhawatiran itu harus diimbangi dengan usaha melakukan pencegahan agar dampak yang timbul akibat Covid-19 tidak semakin parah.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan itu menyampaikan, pemerintah harus segera memobilisasi BUMN pangan agar melakukan aksi alternatif untuk memenuhi kebutuhan pangan. Perum Bulog, kata Deddy, juga harus memenuhi produksi beras dan sekuat tenaga menghindari impor beras.
“Gerakkan BUMN pangan. Tanam jagung sebanyaknya, kentang, talas, singkong, dan lain-lainnya lalu dijadikan stok atau lumbung. Mungkin ini kesempatan agar kita bisa segera mengubah kultur konsumsi beras,” ungkap Deddy.
Lebih jauh, Wakil Rakyat dari Dapil Kalimantan Utara itu bahkan mengatakan, pemerintah bisa saja menerbitkan Perppu untuk memaksimalkan usaha memproduksi kebutuhan pangan dan pangan alternatif selama masa pandemi Covid-19.
Baca: GMNI Bagikan Sembako Bagi Rakyat Terdampak Covid-19
“Kalau perlu segera buat perppu lumbung pangan, gunakan gudang-gudang koperasi dan lumbung desa untuk menyimpan bahan pangan,” ungkapnya.
Menurut Deddy, pemerintah pusat juga harus menggerakkan pemerintah daerah serta TNI untuk melakukan penanaman bahan pangan alternatif. Langkah ini sekaligus mengantisipasi laporan lembaga dunia World Food Program (WFP) tentang lebih dari 1 miliar orang terancam bahaya kelaparan akibat pandemi Covid-19.
“Ingat, kita sudah diingatkan bahwa dunia diambang krisis pangan dimana lebih dari 1 miliar orang terancam bahaya kelaparan,” ujar Deddy.