Ikuti Kami

Bupati Spei Berharap Presiden-Wapres Beri Perhatian Khusus Daerah 3T di Papua Pegunungan

Kabupaten Pegunungan Bintang yang terletak di Provinsi Papua Pegunungan sangat terisolir.

Bupati Spei Berharap Presiden-Wapres Beri Perhatian Khusus Daerah 3T di Papua Pegunungan
Bupati kabupaten Pegunungan Bintang, Spei Yan Bidana

Jayapura, Gesuri.id - Bupati kabupaten Pegunungan Bintang, Spei Yan Bidana berharap agar Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma’ruf Amin dapat memberikan perhatian khusus mengabulkan percepatan pembangunan kepada kabupaten Pegunungan Bintang yang masuk dalam zona 3T (Terisolir, Terdepan dan Terluar).

Kabupaten Pegunungan Bintang yang terletak di Provinsi Papua Pegunungan sangat terisolir karena minimnya akses jalan darat yang menghubungkan dari dan ke Kabupaten lain.

Wilayah ini juga menjadi beranda terdepan negara karena berada tepat di garis perbatasan Papua New Guinea (PNG) dan Indonesia, sehingga menjadi wajah negeri di ujung timur Indonesia.

“Oleh karena itu, kami sangat memohon bantuan kepada bapak Presiden dan Wapres serta semua stakeholder terkait agar dapat mengabulkan perjuangan Pemda terhadap upaya percepatan pembangunan infrastruktur dasar yang tengah kami galakkan sejak kepemimpinan kami", harap Bupati Spei Bidana (26/9).

Bupati Spei Bidana menjelaskan bahwa ada 6 (enam) sektor prioritas yang sedang digenjot oleh Pemda Pengunungan Bintang saat ini agar daerahnya dapat maju dan berkembang seperti daerah-daerah lainnya di Indonesia.

"Keluar dari ketertinggalan keterisolasian adalah harapan Pemda bersama masyarakat Pegunungan Bintang", harap Bupati Spei Bidana.

"Hal ini tentu butuh perhatian dari Pemerintah Pusat melalui Alokasi Anggaran yang besar untuk mengejar ketertinggalan pembangunan di batas negara yaitu kabupaten Pegunungan Bintang", ujar Bupati Spei Bidana menambahkan harapannya.

Pertama: Pembangunan Jalan Nasional yang menghubungkan Kerom-Towe Hitam-Oksibil-Iwur-Boven Digoel. Infrastuktur jalan ini sangat vital bagi masyarakat Pegunungan Bintang agar bisa membuka keterisolasian Jalur Darat di Kabupaten Pegunungan Bintang yang selama ini terisolir.

“Selama ini, mobilitas barang dan penumpang selalu memakai pesawat udara sehingga  harga sembako dan bahan bangunan sangat mahal, harus ditambah harga normal dengan harga ongkos pesawat udara Rp.30.000/kg,” urai Bupati Spei Bidana.

Kedua: Pembangunan kampus Universitas Okmin Papua (UOP) untuk mendukung perkuliahan. UOP adalah satu-satunya universitas swasta di Pedalaman Papua Pegunungan yang sudah terakreditasi, baik oleh BAN PT yang disiapkan sebagai solusi pendidikan tinggi bagi generasi Orang Asli Papua (OAP).

Ketiga: Konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS), dimana terdapat 3 (tiga) aliran sungai yakni Digoel, Mambramo dan Sivic yang hulunya terletak di Kabupaten Pegunungan Bintang. Dengan adanya konservasi DAS tersebut, maka akan dapat menumbuhkan ekonomi lokal melalui Pembangkit Energi Listrik Zero Release Emision dari PLTMH, Agroforestry obat herbal, Pengembangan perkebunan kopi dan kakao, serta Ekowisata.

Keempat: Kami minta percepatan pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Atoam yang menghubungkan tambang Oktedy PNG dengan Oksibil", jelas Bupati Spei Bidana.

Kelima: Pembangunan PLTMH Digul dari kapasitan 1 MW menjadi 2 MW

Keenam: Konservasi suku budaya Okmemin (Melanesia).

Pemerintah Daerah bersama Masyarakat Pegunungan Bintang berharap kiranya bapak Presiden dan Wapres dapat memberi atensi kepada Pegunungan Bintang dan mengabulkan melalui anggaran di tahun depan atas 6 (enam) sektor prioritas yang sedang digenjot Pemda Pengunungan Bintang saat ini untuk dapat keluar dari ketertinggalan-ketertinggalan pembangunan sejajar dengan daerah-daerah lainnya,” pinta Spei Bidana, Bupati Kabupaten Pegunungan Bintang bersama masyarakat Pegunungan Bintang diwartakan gesuri.id.

 

kurator Fransiska Silolongan

Quote