Oksibil, Gesuri.id - Universitas Okmin Papua (UOP) yang didirikan Bupati Pegunungan Bintang, Spei Yan Bidana, ST,M.Si baru saja mencatat sejarah dengan menandatangani Kerjasama Bidang Pendidikan dengan Pemerintah Papua New Guinea (PNG), Jumat, 11 April 2025. Puluhan mahasiswa PNG sejak tahun akademik 2023 telah resmi kuliah di UOP.
Berdasarkan data, Universitas Okmin Papua berdiri tepat di hari Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 2021. Hal itu tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 344/E/O/2021 tertanggal 17 Agustus 2021 tentang Izin Pendirian Universitas Okmin Papua yang diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Okmin Papua.
Saat ini, UOP memiliki 895 mahasiswa yang tersebar di dua fakultas yaitu Fakultas Antropologi dan Sosial Sains yang meliputi Program Studi S1 Antropologi (348 orang) dan S1 Pendidikan Bahasa Inggris (92 orang). Kemudian Fakultas Sains, Matematika dan Agroteknologi meliputi Prodi S1 Bilogi (177 orang), S1 Matematika (61 orang), dan S1 Agroteknologi (217 orang).
“Kampus ini berdiri bagian juga dari hasil diskusi saya bersama adik-adik pada waktu kuliah di Jawa, bagaimana kita mau membangun satu sekolah berbasis budaya sesuai dengan kearifan lokal. Bagaimana kita harus bangkitkan potensi orang lokal Papua secara budaya,” kata Bupati saat memberikan sambutan pada launching “Kerjasama Bidang Pendidikan Antara Kabupaten Pegunungan Bintang Dan Pemerintah Papua New Guinea” di Kampus Universitas Okmin Papua (UOP) di Kampung Esipding, Distrik Serambakon, Jumat, 11 April 2025.
Menurut Spei Bidana, dengan hadirnya universitas ini, Pemda menyiapkan dan membangkitkan roh dan semangat Orang Asli Papua di Pegunungan Bintang dalam berbagai sektor kehidupan. Ia ingin menjadikan UOP sebagai laboratorium peradaban manusia Okmekmin yang turut menggerakan ekonomi lokal.
“Kami orang Pegunungan Bintang adalah pemberi kehidupan bagi seluruh Tanah Papua. Terbukti karena Sungai Mamberamo, Digul, dan Pasific mata airnya memang ada di Pegunungan Bintang. Kami adalah pusat hidrologi. Karena itu, kampus ini juga hadir untuk terus menjaga dan menyelamatkan alam Pegunungan Bintang lewat aneka penelitian,” tegas Alumnus Universitas Gadjah Mada ini.
Spei menegaskan, dalam rangka meningkatkan kualitas Pendidikan di UOP, pihaknya akan terus mengirim putra-putri Pegubin untuk mengambil studi S2 dan S3 agar kembali menjadi dosen di sini. Ia juga mengajak orang tua di Pegunungan Bintang untuk bisa mengirim anaknya kuliah di universitas ini.
“Supaya anak-anak juga tidak tercabut secara budaya, kuliah dengan biaya murah, dan tentu saja perputaran uang hanya terjadi di seputar Kota Oksibil. Kalau kita kirim mereka studi di luar terus, uang kita keluar ke kota lain. Universitas ini akan terus berkembang dan akan memacu pertumbuhan ekonomi kita,” tegas Spei Bidana.
Sementara itu, Prof. Ir. Yohannes Sardjono, APU dari Badan Riset Nasional Republik Indonesia mengatakan, perguruan tinggi memiliki tiga tugas utama atau dikenal dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dan ini mulai terasa sejak dibangunnya Universitas Okmin Papua di Oksibil.
“Di usia ke-22 tahun, saya lihat ada perkembangan bagus Pegunungan Bintang ini. Saya sudah mulai ikuti dari tahun 2008. Dari tahun ketahuan pertumbuhan pembangunan mulai berkembang, tetapi saya bisa membedakan perubahan besar yang terjadi adalah di tahun 2021-2025. Kenapa? Karena Bupati Spei melakukan gebrakan dengan membangun Universitas Okmin Papua,” kata Yohanes di Oksibil.
Menurutnya, dengan kehadiran universitas ini, ia berharap semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pegubin bisa membangun Kerjasama dengan UOP untuk melakukan penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu yang diberikan dari perguruan tinggi.
“Supaya ke depan bisa menggali potensi sumber daya alam dan budaya di sini dan bisa menghasilkan Pendapatan Asli Daerah. Saya juga menyampaikan selamat dan sukses untuk usia Kabupaten Pegunungan Bintang ke-22 ini,” tegasnya.
Sumber: papuabangkit.com