Oksibil, Gesuri.id - Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang terus memacu pembangunan dan peningkatan jaringan kelistrikan di Oksibil, ibukota kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Baca: Perjuangan Panjang Bupati Spei Jadikan Oksibil Terang 24 Jam
Selain pembangunan jaringan kelistrikan bersama PLN yang dihasilkan dari mesin diesel yang saat ini sedang dikerjakan, Pemkab Pegunungan Bintang juga ingin menyempurnakannya dengan peningkatan jaringan kelistrikan bertenaga air PLTMH di sungai Digul, Oksibil ibukota kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Untuk merealisasikannya, Bupati Pegunungan Bintang, Spei Yan Bidana, ST.,M.Si bersama pihak PLN dan rombongan baru-baru ini melakukan kunjungan kerja meninjau intake dan lokasi pembangunan PLTMH di sungai Digul, Oksibil.
Bupati Spei Yan Bidana, ST.,M.Si berbincang-bincang bersama PLN dan rombongan saat melakukan pengecekan intake PLTMH di sungai Digul, Oksibil, kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
PLTMH Digul adalah pembangkit listrik tenaga mikro hidro, yaitu pembangkit listrik yang dapat menghasilkan energi listrik dengan menggunakan sumber tenaga air dari alam.
"Potensi air yang melimpah di kali (sungai) Digul membutuhkan teknologi yang handal dan kokoh, PLTMH adalah solusinya, teknologi yang ramah lingkungan dan terbarukan serta memiliki efisiensi yang tinggi dapat mencapai 70-85 persen," kata Spei Yan Bidana kepada Gesuri.id Sabtu (22/10).
Spei menjelaskan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Digul adalah teknologi yang nantinya dapat memanfaatkan debit air yang ada di sungai Digul untuk diubah menjadi energi listrik dan dapat melayani kebutuhan listrik masyarakat.
Ia berharap agar PLTMH Digul nantinya dapat menjadi salah satu alternatif untuk melayani kebutuhan listrik masyarakat secara maksimal, selain tenaga utama diesel dan tenaga matahari.
"Mesin diesel bersama PLN yang ada nantinya setelah rampung dikerjakan, dapat kita maksimalkan untuk saling mengisi dengan energi yang dihasilkan dari PLTMH kali (sungai) Digul, itu yang kita harapkan untuk memaksimalkan kedua sumber energi listrik tersebut, dimana satu energi lainnya berasal dari energi alam di kali Digul," ujar Bupati Spei Bidana.
"Caranya dengan memanfaatkan debit air untuk menggerakkan turbin yang akan menghasilkan energi mekanik, semoga semua berjalan lancar dan masyarakat dapat menikmati hasil pembangunan secara nyata dan berkelanjutan, semua yang kita perjuangkan demi mewujudkan totalitas pembangunan di Pegunungan Bintang," Bupati Spei menambahkan.
Olehnya itu pemerintah daerah terus melakukan sinergitas dengan berbagai pihak terkait demi mencapai target pembangunan di Pegunungan Bintang, termasuk sinergitas dengan PLN.
Bupati Spei Bidana berjalan kaki mengantarkan rombongan direktur PLN menuju lokasi PLTMH di sungai Digul, Oksibil, kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Menurut Spei, mikrohidro yang merupakan sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan memiliki potensi untuk menggantikan bahan bakar fosil, potensinya kata dia, terdapat di Pegunungan Bintang seperti di sungai Digul.
"Jadi prinsip kerja PLTMH adalah memanfaatkan debit tinggi dan jumlah debit air per detik yang ada pada aliran sungai Digul. Air yang mengalir melalui intake akan diteruskan oleh saluran pembawa hingga penstock yang akan memutar poros turbin sehingga menghasilkan energi mekanik untuk kebutuhan listrik masyarakat," jelas Spei Bidana.
Sebagai informasi bahwa untuk pembangkit listrik tenaga air dikenal istilah PLTA dan PLTMH.
PLTA sendiri adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Sedangkan PLTMH adalah Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro.
Persamaan dari keduanya adalah sama-sama menggunakan tenaga air untuk menghasilkan listrik.
Perbedaan antara keduanya adalah daya atau kapasitas keluaran atau jumlah listrik yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh faktor alam.
"Energi air adalah satu dari lima sumber terbesar energi terbarukan. Energi ini dapat dimanfaatkan dan diubah menjadi listrik dan pembangkit listrik tenaga air tanpa meninggalkan emisi gas rumah kaca seperti yang dihasilkan oleh pembangkit listrik yang menggunakan energi fosil atau diesel," ungkapnya.
Spei menguraikan bahwa tenaga air seperti PLTMH dapat berasal dari aliran sungai atau danau yang memiliki ketinggian dan debit tertentu yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, maka air dapat menggerakkan turbin kemudian terhubung dengan generator listrik sehingga menghasilkan energi listrik.
Adapun syarat dasar dari pembangkit listrik tenaga air skala kecil adalah adanya air mengalir dan beda ketinggian.
Bupati Spei Bidana saat menaklukkan semak-belukar mengantarkan rombongan direktur PLN ke lokasi PLTMH di sungai Digul, Oksibil, kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Mikrohidro menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya seperti saluran irigasi, sungai, atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan dan jumlah debit air.
Turbin mikrohidro untuk sungai maupun saluran irigasi sudah diproduksi di Indonesia.
Secara teknis, mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air sebagai sumber energi, turbin dan generator.
Kelebihan menggunakan PLTMH diantaranya adalah perakitannya yang cukup murah dan mengandalkan energi air, konstruksi yang sederhana dapat dioperasikan di daerah terpencil seperti di Pegunungan Bintang.
Dengan demikian, sistem pembangkit mikrohidro cocok untuk menjangkau ketersediaan jaringan energi listrik di daerah-daerah terpencil dan pedesaan.
Pada dasarnya mikrohidro memanfaatkan energi potensial jatuhan air (head, red), jadi semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik.
"Jadi dari PLTMH ini, kita ingin maksimalkan, kita tingkatkan sebagai salah satu alternatif untuk memenuhi pelayanan kebutuhan dasar listrik masyarakat. Kami sudah 18 tahun gelap gulita dan semua serba terbatas, kami susah berkembang tanpa dukungan kelistrikan yang memadai," terang Bupati Spei Bidana, ST.,M.Si kepala daerah dari Papua yang saat ini berita pembangunannya sedang bertengger di urutan ke-1 terpopuler dari seluruh pemberitaan di gesuri.id.
Baca: Spei Bidana Pantau Pengaspalan Jalan Okpol-Bulangkop
Spei Bidana mengungkapkan harapan besarnya agar di era pemerintahan Presiden Joko Widodo ini, Presiden dapat memberikan kontribusi besar perhatian khusus kepada wilayah Pegunungan Bintang di perbatasan Papua Nugini.
Selain karena menjadi wajah negara di bagian timur Indonesia, masyarakat Pegunungan Bintang telah lama menaruh harapan besar kepada Presiden Jokowi, masyarakat Pegunungan Bintang ikut andil memenangkan Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia dengan suara hampir 100% dibungkus untuk memenangkan Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia.
Kurator: Fransiska S.