Jakarta, Gesuri.id - Keberadaan cagar budaya kepurbakalaan di wilayah Kabupaten Malang belum banyak menjadi perhatian masyarakat. Cagar budaya yang masih belum terangkat, keberadaannya bisa terancam jika tidak dijaga dengan serius.
"Saya mendapati, beberapa tempat yang diyakini situs purbakala yang ada di lingkungan masyarakat, masih perlu digali dan lebih diperhatikan," kata politisi muda Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Malang, Redam Guruh Krismantara, pada Kamis (13/2/2025).
Keberadaan Cagar budaya ini, seperti didapatinya di situs Punden Jenar, yang ada di Dusun Kemuning, Desa Kranggan, Ngajum, Kabupaten Malang, di sela kegiatan sinergi di Kecamatan Ngajum.
Cagar budaya berupa situs Punden Jenar yang ada di lereng Gunung Kawi tersebut kondisinya mulai mengalami pelapukan.
"Batu prasastinya patah, tetapi oleh warga malah disemen biar tidak patah. Akibatnya, tulisan prasasti menjadi tidak terbaca dengan sempurna," ungkap Redam prihatin.
Menurutnya, keberadaan obyek bernilai atau sebagai cagar budaya, diperkirakan jumlahnya sangat banyak. Bahkan, ini dimungkinkan ada di setiap wilayah desa atau kecamatan.
Karena itu pula, mendapati temuan kasuistik yang ada di situs Punden Jenar Kemuning, Redam berharap agar kondisi serupa tidak terjadi di tempat-tempat lain, yang sudah diyakini sebagai obyek bersejarah.
"Keberadaan obyek situs yang disitu memang ada prasastinya, jangan sampai rusak karena kurang dilestarikan atau terawat. Setidaknya tulisan di prasasti harus tetap bersih dan terbaca. Ini harus jadi perhatian Pemkab Malang," tegas anggota Komisi I DPRD ini.
Disinggung soal urgensi terhadap situs kepurbakalaan atau cagar budaya harus dijaga, Redam menegaskan, karena menjadi identitas warisan para pendahulu, yang bisa digali sejarahnya sebagai bedah kerawang desa atau lainnya.
"Keberadaan situs cagar budaya dengan prasasti itu bisa menjadi bukti sejarah asal mula sebuah daerah. Jadi, memang harus dijaga, sebagai literasi untuk meluruskan sejarah awalnya," ungkapnya.
Terlepas itu, sosok Redam Guruh adalah kader PDI Perjuangan yang memang mencintai dunia kesejarahan, terutama sejarah kepurbakalaan.
Sedari masa kecil, ia sudah dikenalkan oleh orang tuanya tentang kepurbakalaan dan sejarah bangsa, mulai era kerajaan sampai kemerdekaan menjadi NKRI sudah diselaminya.
Redam mengaku, pernah terlibat pemantauan proses eskavasi situs Srigading, Lawang, pada 2022 lalu. Juga, memantau eskavasi talud penahan tanah Situs Kumitir, Mojokerto, selama 2020 dan 2021.
Sumber: timesindonesia.co.id