Jakarta, Gesuri.id - Politikus PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus menegaskan bukan demokrasi yang menyelamatkan Wuhan, China dari pandemi Corona alias Covid-19, tetapi kepatuhan warga.
Deddy menyatakan, justru demokrasi yang kebablasan yang menghancurkan Italia dan Amerika Serikat.
Baca: Deddy Keluhkan Demokrasi Kebablasan Ditengah Pandemi
Kepatuhan warga juga, lanjut Deddy, yang membuat negara-negara seperti Singapura, Vietnam, Taiwan dan Korea Selatan berhasil mengendalikan Corona.
Hal itu agak berbeda dengan karakter warga, luas geografis serta sistem politik di Indonesia.
"Negara kita luas sekali dengan karakter manusia yang sulit dikendalikan dan sistem politik pemerintahan yamg fragmented dan terdistribusi secara anarkis," ujar Deddy.
Deddy mengatakan, kebijakan dan tindakan pemerintah Indonesia dalam menangani Covid sudah tepat. Dia menjelaskan, sampai minggu ketiga Januari 2020 WHO masih berdebat soal benar atau tidaknya penularan Covid19 antar manusia bisa terjadi, serta menolak pelarangan terbang dari dan ke China.
"Kita (Indonesia) tanggal 2 Februari sudah menutup Bandara dari dan ke China. Bulan Febuari kita sudah mulai mengerjakan rumah sakit khusus Covid di Pulau Galang dan Wisma Atlet dengan kecepatan yang hampir setara dengan China," papar Deddy.
Baca: Deddy Tegaskan Perlu Tindakan Ekstrem Kalahkan Corona
Deddy juga mengungkapkan, pada minggu pertama Febuari 2020 hampir semua bandara dan pelabuhan kita sudah dilengkapi thermal scanner dan fasilitas respon darurat Covid. Pada bulan itu juga pemerintah sudah bergerak menetapkan dan menyiapkan rumah sakit-rumah sakit rujukan.
"Langkah-langkah yang dilakukan pemerintah sejak awal jauh lebih cepat dibandingkan Amerika dan Eropa yang baru bereaksi pada bulan Maret akhir. Sementara kita pada bulan Maret sudah menyelesaikan Pulau Galang dan Wisma Atlit," ungkap Deddy.
Deddy menegaskan bila melihat jumlah penduduk, luas wilayah,dan kompleksitas pemerintahan, kondisi kita lebih baik dari Italia, Spanyol dan Amerika. Dan situasi akan lebih baik lagi, bila rakyat patuh dan mau bekerja sama dengan negara.
"Pemerintah tak mungkin sempurna, kecuali rakyatnya bekerja sama seperti halnya di negara-negara semacam China, Vietnam, Singapura, Hongkong dan Taiwan," ujar Deddy.