Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris mempertanyakan kerja sama layanan internet satelit Starlink Elon Musk kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Dia bertanya konsep dan manfaat kerja sama tersebut bagi Indonesia.
Hal itu ditanyakan Charles saat rapat kerja (raker) bersama Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin di ruang rapat Komisi IX DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (21/5).
Baca: Ganjar Pranowo Bahas Mudik hingga MK Ketika Temui Megawati
Awalnya Charles melihat dokumentasi Budi bersama pemilik perusahaan layanan internet Starlink, Elon Musk saat peluncuran kerja sama. Kemudian, Charles bertanya kepada Budi untuk menjelaskan konsep kerja sama tersebut.
"Kesempatan ini bisa disampaikan juga untuk menjelaskan kepada kita kepada publik konsep kerja samanya seperti apa sih? Manfaatnya seperti apa? Anggarannya seperti apa? Dan kalau ada pun kekurangannya seperti apa?" ujar Charles.
Dengan demikian, kerja sama itu bisa menjadi bahan evaluasi ke depan. Pasalnya, dia menilai kerja sama itu tak gratis dan membutuhkan anggaran.
"Sehingga, kita semua punya kepentingan atau keingintahuan untuk mendalami program kerja sama dengan Starlink," katanya.
Merespons itu, Budi menerangkan bahwa kerja sama itu tengah diuji coba di sejumlah daerah seperti di Pulau Nusa Penida. Nanti internet akan terhubung di pusat uji coba yakni Kota Denpasar.
"Starlink ini kita lagi pilot project memang pusatnya kita ambil satu di Kota Denpasar sebagai hub-nya, tapi satu diambil di Pulau Nusa Penida karena internetnya jelek, satu lagi di Pulau Aru sekitar 5.000 km dari situ di Maluku Selatan dekat Papua karena di sana sama sekali nggak ada internet," ungkap Budi.
Dia menjelaskan alasan kerja sama dengan Starlink lantaran banyak aplikasi layanan kesehatan berbasis internet di sektor preventif bisa terjangkau masyarakat.
Baca: Ganjar Ungkap Alasan Tak Hadiri Gelar Griya di Kediaman Megawati
"Contoh orang kalau diimunisasi di daerah sekarang udah langsung diisi masukin ibunya langsung dikirimin WA ketika dientry dikirim petugasnya sertifikat vaksinnya langsung dikirim, itu salah satu contoh yang dicoba," kata Budi.
Dia juga menerangkan anggaran yang dipakai dalam kerja sama tersebut. "Kalau anggaran bulannya itu Rp700 ribu dari BOK dan sudah ada di puskesmas limitnya Rp1 juta untuk internet. Jadi ini masuk tinggal ambil di BOK, paling dia alatnya Rp4 juta, harusnya ini masih bisa diambil," ujarnya.
"Kita lagi mikir kalau mau Rp4 jutanya dicicil 5 tahun, Starlink juga sudah kasih offer seperti itu. Jadi tiap bulannya mungkin ditambah berapa puluh ribu, jadi Rp700 ribu ditambah Rp100 ribu lagi gitu kan, jadi Rp800 ribu sudah masuk cicilan alatnya. Jadi alatnya sudah bisa dicicil," katanya.