Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur Daniel Rohi mengingatkan masyarakat untuk waspada akan peredaran pemalsuan beras premium. Pasalnya, beras-beras palsu tersebut adalah beras subsidi bulog lalu dijual ke masyarakat dengan harga tinggi.
“Sekarang ini harga beras khususnya premium tinggi sehingga banyak cara oknum untuk mengeruk keuntungan dengan mengganti kemasan beras subsidi bulog dengan kemasan beras premium,” terang politisi PDI Perjuangan ini, Rabu (20/3).
Rohi lalu mencontohkan adanya pemalsuan beras tersebut yang berhasil diungkap Polres Malang dalam beberapa hari kemarin. Korps berbaju coklat tersebut, lanjut dia, mengungkap kasus tindak pidana perlindungan konsumen dan pangan terkait pengemasan kembali beras Bulog program SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan) menjadi kemasan premium.
Baca: Lima Kelebihan Gubernur Ganjar Pranowo
“Pengungkapan tersebut bermula ketika tim satgas pangan Polres Malang melakukan penyelidikan hingga mendapati informasi jika tersangka berinisial EH kerap menyalahgunakan beras SPHP subsidi Pemerintah kemudian dijual kembali untuk mendapat keuntungan pribadi,” terangnya.
Dalam menjalankan aksinya, tersangka EH mengubah kemasan Beras Bulog SPHP ukuran 50 Kg yang penjualan dan harganya diatur oleh Pemerintah, yakni sejumlah Rp. 10.900,- per Kg.Beras tersebut kemudian dikemas ulang dengan kemasan merk ‘Raja Lele’ dan ‘Ramos Bandung’ dengan ukuran 25 Kg dan 5 Kg lalu dijual dengan harga Rp. 14 ribu hingga Rp. 16 ribu per Kg.
“Modus operandi yang bersangkutan dengan membuat repacking pengemasan ulang ini dijual dengan rata-rata per Kg-nya menjadi Rp. 14 ribu yang tentunya ini melebihi harga eceran tertinggi yang sudah ditentukan,” terangnya.
Sementara itu,Daniel Rohi juga mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim untuk lebih proaktif dalam mengelola stok dan harga bahan pangan di bulan suci Ramadan dan menjelang Hari Raya Idulfitri 2024.
Ia menekankan bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memastikan kebutuhan pangan masyarakat terpenuhi. Terutama di saat-saat penting seperti di bulan puasa dan Hari Raya Idulfitri.
“Jangan sampai kekurangan-kekurangan (bahan pangan) ini justru menghambat mereka untuk berpuasa dan juga bersuka cita di Hari Raya Idulfitri,” katanya.
Daniel Rohi mengungkapkan kekhawatirannya atas kekurangan bahan pangan yang dapat menghambat ibadah puasa dan kegembiraan masyarakat menyambut lebaran Idulfitri.
”Oleh sebab itu kita dorong supaya operasi-operasi pasar itu lebih intensif dilakukan. Bila perlu dua kali lipat. Uang yang ada pun kita belanjakan untuk kepentingan rakyat,” ujar Daniel.
Menurut dia, situasi kelangkaan dan kenaikan harga pangan yang dihadapi masyarakat, memerlukan tindakan pemerintah yang lebih tegas. Terlebih, Provinsi di Jawa Timur dikenal sebagai lumbung pangan nasional.
“Karena sekarang ini, kondisi masyarakat kita lagi susah. Jangan sampai kita di Jawa Timur, terkenal sebagai lumbung pangan nasional justru rakyat kita mengalami kekurangan di saat mereka (rakyat) perlukan,” tegas dia.
Baca: Ganjar Pranowo: Dari Pengacara hingga Gubernur
Sekedar diketahui di Polres Malang, Satreskrim polres tersebut berhasil membongkar jaringan pemalsu beras Bulog menjadi kemasan premium.Tersangka EH berhasil diamankan tim Satgas Pangan Satreskrim Polres Malang di toko beras miliknya di Jalan Kubu, Desa Kidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jum’at (15/3/2024).
“Modus operandi yang bersangkutan dengan membuat repacking pengemasan ulang ini dijual dengan rata-rata per Kg-nya menjadi Rp. 14 ribu yang tentunya ini melebihi harga eceran tertinggi yang sudah ditentukan,” terang Wakapolres Malang Kompol Imam Mustolih.
.Untuk mengelabuhi aksinya, tersangka memanfaatkan toko beras miliknya sebagai tempat pengemasan ulang kemasan beras agar tidak dicurigai petugas.
“Sedikitnya EH telah meraup keuntungan sejumlah Rp 45 juta selama beroperasi,” jelasnya.