Jakarta, Gesuri.id - Politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko mengungkapkan duka citanya atas wafatnya tokoh aktivis penentang rezim Soeharto, sekaligus Guru Besar Melbourne University, Arief Budiman.
Budiman Sudjatmiko, yang juga aktivis penentang rezim Soeharto itu pun mengungkapkan pengalamannya pertama kali mengenal pemikiran tokoh yang merupakan kakak dari aktivis 1966 Soe Hoek Gie itu.
Baca: Serahkan Bantuan Sembako, Puan Minta Warga Tunda Mudik
"Pertama kali kenal (pemikiran) beliau dari teman se-kost ya di Yogya saat kelas 1 SMA. Dari diskusi lisan. Kemudian mengenal pemikiran beliau lewat tulisan saat kelas 2 SMA. Salah 1 hadiah ulang tahunku ke 17. My sweetest 17th!" ujar Budiman di akun Twitternya baru-baru ini.
"Kelas 2 SMA, oleh 1 mahasiswa UII Yogya di kost2an Gang Tohpati Jl Tamam Siswa, saya dipinjami disertasi Arief Budiman di Harvard yang berjudul "The Mobilization & the State Strategies in the Democratic Transition to Socialism: the case of Allende's Chile," tambahnya.
Thesis tentang pemerintahan progresif Salvador Allende di Chile itu, lanjut Budiman, dia diskusikan dengan teman-teman SMA dan mahasiswa. Budiman dan kawan-kawannya pun berkesimpulan, kekuasaan tokoh progresif sebagai presiden bukan jaminan lancarnya agenda pro rakyat jika partai-partai progresif tak jadi mayoritas, serta jika rakyat tak punya aset modal seperti tanah, uang, teknologi dan lainnya.
"Oposisi terhadap tokoh progresif itu (Allende di Chile sebagai fokus thesisnya #AriefBudiman) muncul jika pemerintah mulai: reforma agraria & nasionalisasi perusahan tambang asing. Oposisinya biasanya dari sebagian klas menengah & sebagian gerakan agama. Familiar ya?" ujar Budiman.
Oposisinya Allende, lanjut Budiman, mencap pemerintahan Allende sebagai antek asing, khususnya antek Kuba. Sebab pemimpin Kuba Fidel Castro pernah memberi hadiah pistol ke Allende waktu berkunjung ke Chile.
Allende pun dituduh para oposisi nya sebagai antek komunis.
Baca: Anies Jangan Bikin Takut, Sekolah Kok Jadi Ruang Isolasi?
"Memang sih pemerintah Allende didukung koalisi yang salah satunya Partai Komunis (partainya sastrawan Pablo Neruda). Tapi Komunis di Chile itu moderat & tulang lunak. Lebih radikal Sosialis (partainya Allende) & Kristen Kiri (koalisi pro Allende)," papar Budiman.
Yang tak kalah menarik, lanjut Budiman, kelompok kiri yang radikal (MIR: Movimiento Izquierda Revolucionario/Gerakan Kiri Revolusioner) juga melawan Allende.
"Allende dicap terlalu banyak kompromi politik. MIR sering bentrok juga di lapangan melawan Sosialis, Kristen Kiri & Komunis" ujar Budiman.