Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Darmadi Durianto mengajak agar semua pihak tidak berlebihan menyikapi keputusan FIFA tersebut dan alangkah baiknya mengambil hikmah dibalik kejadian ini.
"Putusan FIFA disesalkan tapi semua pihak harus bisa menahan diri, tidak saling menyalahkan dan mengambil sisi positif," ujar Bendahara Megawati Institute itu kepada Gesuri.id.
Menurutnya, ketimbang bangsa ini larut dalam satu persoalan, sebaiknya bersama-sama memikirkan masa depan sepakbola Indonesia yang jauh lebih fundamental.
Baca: Hendrawan: Lobi PSSI ke FIFA Terasa Lemah dan Tumpul
"Yakni soal membangun kultur, infrastruktur, keberpihakan anggaran, pendidikan sepakbola dan membersihkan sepakbola kita dari para mafia," tegasnya.
Darmadi juga mengatakan, Ketua Umum PSSI Erick Tohir yang baru terpilih didukung untuk membangun dan mengembangkan sepakbola nasional yang diharapkan menghasilkan Timnas yang handal.
"Namun itu melalui proses panjang. Yang penting dan butuh konsistensi adalah menciptakan pendidikan bola sejak dini, diikuti dengan kompetisi berjenjang yang rapi serta pengembangan akademi sepakbola di tiap klub bola," ucapnya.
"Naturalisasi pemain, misalnya, harus menjadi opsi kesekian sehingga tidak terkesan mengambil opsi instan," sindirnya.
Darmadi juga menekankan agar PSSI fokus membangun sepakbola sebagai sebuah industri yang sehat, aman dan kondusif.
"Tragedi Kanjuruhan harus menjadi pelajaran berharga untuk kita," katanya.
Menurutnya, masyarakat tidak perlu terlalu berlebihan berasumsi bahwa Indonesia akan dihukum berat oleh FIFA dan dikucilkan dari sepakbola dunia.
"Karena kita sedang memperlihatkan kepedulian terhadap kemanusiaan. Olahraga dan politik tidak bisa dipisahkan begitu saja. Kita berharap FIFA memahami kondisi dan aspirasi yang muncul di Indonesia. Sehingga tidak memberi hukuman bagi Indonesia," tandasnya.
Kalaupun pada akhirnya ada hukuman dari FIFA, Darmadi meyakini, PSSI bisa melakukan terobosan dengan mengajak rembuk seluruh stakeholder sepakbola.
"Kekecewaan khususnya pemain dan official Timnas U-20 dapat dipahami. Namun ini juga menjadi kesempatan bagi semua pihak termasuk kaum muda untuk tidak melupakan sejarah dan memahami sejarah. Gelora Bung Karno dibangun terkait faktor sejarah tersebut. Sejak awal, PDI Perjuangan tidak pernah menolak Piala Dunia U-20 digelar di Indonesia. Yang ditolak keikutsertaan Israel," ungkapnya.
Baca: BMI Kota Surabaya Gelar Potong Tumpeng & Bukber Bersama Ojol
Darmadi juga menegaskan, jika ada yang menyebut putusan FIFA ini akan berdampak terhadap elektoral PDIP hal itu terlalu berlebihan
"PDI Perjuangan menyuarakan soal kemanusiaan dibalik penolakan kepada timnas Israel. Jadi tidak pernah terbersit sama sekali soal efek penolakan akan berdampak pada elektoral.
Karena, kata dia lagi, sikap PDI Perjuangan menolak timnas Israel yaitu sedang memperlihatkan konsistensi bersikap dan ada benang merah sejarahnya.
"Partai bersikap terus menerus hadir di tengah masyarakat, konsisten bersikap dan selalu dalam bingkai Konstitusi RI. Contohnya, termasuk saat menolak perpanjangan masa periode presiden. Perlu ditegaskan sikap PDI Perjuangan dalam menolak Israel tidak ada kaitan bahkan hitung-hitungan dengan elektoral," pungkasnya.