Nunukan, Gesuri.id - Anggota DPRD RI Deddy Sitorus akhirnya mampu meyakinkan Arif Suhartono Direktur Utama Holding Pelabuhan Indonesia, untuk membenahi infrastruktur Tunon Taka.
"Tadi saya sudah bertemu Dirut. Akan ada rencana pembenahan infrastruktur pelabuhan. Khususnya fasilitas untuk buruh," jelas anggota Fraksi PDI Perjuangan ini, di Nunukan, Kamis (4/8).
Baca: Puan-Prabowo? Bisa Saja Bu Mega Satu Suara dengan Jokowi
Tidak hanya bertemu Dirut, Deddy juga menyempat diri bertemu puluhan buruh yang sedang bekerja di area peti kemas. Di tempat ini Deddy mengaku prihatin. Yah, tidak ada fasilitas untuk buruh. Mereka menggunakan bedeng-bedeng ala kadaernya untuk sekadar istirahat.
"Lihat kasihan mereka tidak ada tempat istirahat. Termasuk juga mushola buat ibadah. Ini yang harus segera dibenahi oleh Pelindo," tandasnya.
Tidak hanya fasilitas. Kepada managemen Pelindo, Deddy minta penambahan operator. Sehingga bongkar muat peti kemas di pelabuhan ini bisa dua shif.
Sementara itu, Arif Suhartono Direktur Utama Holding Pelabuhan mengunjungi Nunukan. Ia datang di dampingi Staf Ahli Menteri Bidang Management Konektivitas Kemenko Maritim dan Investasi Sahat Manahor Panggabean.
Kepada media Sahat ingin memastikan pelayanan pelabuhan Tunon Taka sudah berbasis digital.
"Ada banyak pembenahan sudah dilakukan. Misalnya sudah menggunakan e-tiket. Ini yang kami inginkan. Begitu juga nantinya terkait administrasi keluar masuk barang, wajib menggunakan digitalisasi," jelasnya.
Sedangkan Arif mengaku masih banyak yang harus dibenahi di Pelabuhan Penumpang Tunon Taka. Tertutama soal kebersihan.
"Saya mulai perjalanan ini dari Pontianak, lewat Entikong, lanjut ke Kuching, Kota Kinabalu lantas ke Tawau. Untuk fasilitas kita tidak kalah. Tinggal soal kebersihan saja yang perlu di tingkatkan," ujarnya.
Seperti diketahui, sejak perbatasan Malaysia melalui Tawau dibuka, Pelabuhan Tunon Taka menjadi ramai penumpang. Setiap hari ratusan penumpang baik dari Nunukan ke Tawau juga sebaliknya. Hal inilah yang mendapat perhatian managemen Pelindo.
Baca: Jika Ganjar Mau Diajak Nyapres KIB, Luntur Marwahnya
Terkait pengiriman komuditas rumput laut, giliran Deddy Sitorus yang memberikan perhatian. Ia menganggap potensi rumput laut di Nunukan sangat besar, namun tidak bisa ekspor.
"Tunon Taka harusnya bisa menjadi pelabuhan ekspor. Khususnya rumput laut. Tapi karena tidak ada pabrik pengolahan, pelabuhan ini hanya melayani pasar lokal. Kita berharap ada investasi untuk industri pengolahan. Jadi yang kita ekspor dari Tunon Taka ini minimal bahan setengaj jadi. Dari Nunukan langsung ke China atau Jepang. Lebih ekonomis dari pada lewat Surabaya atau Makasar," tutupnya.
Kontributor: yogen sogen