Ikuti Kami

Dengan Bioplastik, Ganjar Tak Mau Kalah dengan Gubernur Bali

Kalau di wilayah Pemprov Jateng sekarang sudah mulai, tidak ada lagi yang menggunakan air dalam kemasan. Sudah berjalan.

Dengan Bioplastik, Ganjar Tak Mau Kalah dengan Gubernur Bali
Gubernur Jawa Tengah yang juga Politisi PDI Perjuangan Ganjar Pranowo saat registrasi di Pembukaan Kongres V PDI Perjuangan - FOto: Alvin Cahya Utama/gesuri,id

Denpasar, Gesuri.id - Usai Penutupan Kongres V PDI Perjuangan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bergegas berjalan sendirian tanpa pengawalan ke parkiran mobil.

Sepanjang jalan ia selalu dicegat para peserta dan kader PDI Perjuangan yang meramaikan Kongres untuk diminta berswafoto. Dengan sabar dan telaten Politisi PDI Perjuangan itu meladeni permintaan selfie para kader.

Gesuri mencoba mencegatnya untuk wawancara dengan pertanyaan yang membandingkan kinerja Gubernur Bali yang juga Ketua OC Kongres V PDI Perjuangan I Wayan Koster yang sukses membawa perubahan di Bali: revolusi mengurangi sampah plastik di Pulau Dewata. Wabil khusus perhelatan Kongres V PDI Perjuangan yang didisain tanpa kemasan plastik mulai dari tumbler minuman untuk minum sehari-hari peserta Kongres hingga segala bahan dari properti dan hiasan serta pernak-pernik Kongres. Semuanya tanpa plastik.

Dimana sebelumnya sejak diterapkannya Peraturan Gubernur Bali Desember 2018 tentang Larangan menggunakan plastik di supermarket, restaurant hingga setiap aktivitas pemerintahan.

Merasa dibandingkan, Ganjar langsung meresponnya dengan kondisi real di Jawa Tengah yang banyak berdiri pabrik-pabrik industri yang bahan bakunya menggunakan plastik.

Ganjar merasa, problem sampah plastik adalah masalah nasional yang cukup pelik. Namun ia mengaku sebagai Kepala Daerah tetap memiliki political will untuk menjaga lingkungan dengan kebijakan yang pro-environment: salah satunya rapat-rapat Pemerintah provinsi sudah tidak menggunakan air mineral dengan kemasan.

Ketika dibandingkan dengan prestasi Gubernur Bali Wayan Koster, Ganjar menjawab, "Bali ada industri plastik gak? Gak ada ya. Kita punya problem serius karena di sana ada karyawan," kata Ganjar kepada gesuri.id di Penutupan Kingres, (10/8). 

Menurut dia, packaging harus berjalan. Kalau di wilayah Pemprov Jateng sekarang sudah mulai, tidak ada lagi yang menggunakan air dalam kemasan. Sudah berjalan. Tapi Ini problemnya problem Nasional yang harus diselesaikan. 

"Dan di Jawah Tengah sudah ada bioplastik (plastik atau polimer yang secara alamiah dapat dengan mudah terdegradasi baik melalui serangan mikroorganisme maupun oleh cuaca - Red). Pabriknya sudah ada, ini degradable," tambah Ganjar. 

Hanya saja, lanjut dia, harganya masih terlalu tinggi. Sehingga pihaknya harus menyiapkan kurva bisnisnya dengan harapan ketika kita mengurangi plastik maka harus ada pengganti plastik. 

"Ya kami sekarang menyiapkan itu. Plastik yang bisa busuk dan terdegradasi, namanya bioplastik. Sudah ada dan sudah jadi," tandas Ganjar.

Sementara di Hari Raya Idul Adha kemarin, Ganjar telah mengimbau kepada warga Jateng agar penggunaan plastik digantikan dengan besek, daun dan bungkus lain yang lebih ramah lingkungan.

"Sudah saya sampaikan jauh-jauh hari agar nantinya daging dibagikan tidak menggunakan plastik, tapi bisa menggunakan besek, kreneng, daun dan lainnya. Saya memang berusaha untuk mendorong langkah-langkah kecil dalam upaya pengurangan sampah plastik," demikian Ganjar.

Quote