Jakarta, Gesuri.id - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus menunjukan prestasi. Kali ini Indonesia menjadi pemimpin dalam sektor perdagangan perikanan di ASEAN. Pada pemerintahan sebelum Jokowi, Indonesia tak pernah menunjukan tajinya meski mengaku sebagai negara maritim. Hal itu diutarakan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti di konferensi pers Our Ocean Conference 2018 di Gedung KKP, Jakarta, Rabu (17/10).
"Dalam empat tahun kepemimpinan Presiden Jokowi, dan atas kepedulian dengan lautan kita. Dari neraca perikanan paling belakang di Asia Tenggara, kini menjadi nomor satu di Asia Tenggara," kata Menteri Susi
Kemudian, ekspor Indonesia pun mengalami kenaikan tiap tahun sebesar 11-12%. Bahkan, lanjut Susi, kenaikan tahun ini mencapai angka 12,7% lebih besar dibandingkan tahun lalu. Begitu juga dengan neraca perdagangan komoditas perikanan RI kini mengalahkan Thailand dan Vietnam.
"Stok ikan di Indonesia juga sudah dua kali lipat dan nilai tukar usaha perikanan naik dari 107 menjadi 128, nilai tukar nelayan naik 104 menjadi 112," sebut Susi.
Menurutnya, semua parameter membuktikan porsi yang benar dan frame sustainability pengelolaan sumber daya laut bisa memajukan ekonomi.
"Itu dalam koridor ekonomi. Saya berharap seluruh dunia berbuat hal yang sama sehingga kemakmuran dan kecukupan food security menjadi bagiannya," ujarnya.
Susi menegaskan, dalam agenda OOC 2018, dirinya akan fokus melakukan tracking dari setiap negara-negara yang terlibat. Indonesia menargetkan bentuk kawasan konservasi sebesar 20 juta hektare pada tahun 2020. Oleh karena itu, di OOC akan dipaparkan sejauh mana upaya Indonesia untuk mencapainnya.
“Jadi tidak hanya omongan saja. Saya tidak suka kalau konferensi itu hanya ngomong tanpa ada komitmen yang konkret. Di sini, kita akan tracking semua, komitmen seluruh negara akan kita lihat sudah sejauh mana didapatkan,” pungkasnya.
Hingga saat ini, terdapat enam kepala negara dan 32 menteri yang menyatakan akan hadir di acara Our Ocean Conference 2018. Acara ini akan berlangsung di Bali 29-30 Oktober 2018.