Pakistan, Gesuri.id – Menjadi pembicara dalam forum diskusi internasional di Pakistan, Walikota Surabaya, Tri Rismaharini menyisihkan waktu dengan warga negara Indonesia yang sedang menetap di sana. Dia menceritakan kunci sukses menjadi pemimpin perempuan.
Memang, dalam agendanya Risma berkunjung Pakistan dan Turki dalam kurun waktu 9-18 April 2018. Tujuannya, memperkenalkan Kota Surabaya ke kancah Global, sekaligus turut menjadi pembicara dalam seminat bertajuk: “Think Globally, Act Locally-SDGs Implementation through Local Governments.”
Baca: Jurus Risma Atasi Anak Putus Sekolah
Wali Kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu akan memaparkan kebijakan pemerintah daerah dalam mengatasi dampak urbanisasi dan membahas peran penting Pemerintah Daerah dalam merespon agenda 2030. Dia juga mau mempromosikan persiapan Surabaya sebagai tuan rumah United Cities and Local Governments (UCLG).
Dia pun membagi waktu dalam berdialog dengan para warga negara Indonesia yang berada di Pakistan dalam acara bertema "Dialog WNI dengan Kartini Zaman Now" yang dipusatkan di aula Budaya Nusantara, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Islamabad, kemarin.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Pakistan, Iwan Suyudhie Amri yang memandu langsung acara menyampaikan bahwa prestasi Risma dalam memimpin Surabaya telah diakui dunia. Kesediaan Risma untuk berbagi pengalaman sebagai seorang pemimpin perempuan akan menginspirasi masyarakat khususnya kalangan muda untuk hidup memberi manfaat bagi masyarakat.
Kepada 120 warga Indonesia yang hadir, Risma bercerita, menjadi seorang pemimpin harus ikhlas dan setiap langkahnya selalu didasari oleh tiga rangkaian prinsip tindakan, yaitu bekerja, berkata dan berdoa.
Baca: Risma Apresiasi Kejari Atas Kembalinya Aset Pemkot
Risma membuka pengalamannya dalam memimpin Surabaya dengan satu tujuan utama, yaitu untuk menyejahterakan masyarakat. "Beranjak dari tujuan itu, seluruh kebijakan dan perangkat administrasi pelaksananya seperti komitmen aparat pemerintah dan sistem pendukungnya didedikasikan pada tujuan itu," jelasnya.
Menjawab pertanyaan salah seorang mahasiswa Indonesia di Pakistan mengenai kiatnya berhasil membangun kota terbesar kedua di Indonesia, wali kota yang terkenal dengan kebiasaannya turun langsung ke lapangan menegaskan bahwa pendidikan, pengetahuan, budi pekerti, menjadi faktor utama kunci pemberdayaan masyarakat.
"Saya bukan ulama tapi umara. Saya takut kalau nanti ditanya malaikat di padang makhsar: 'Risma kenapa masih ada rakyatmu yang susah dan kelaparan? Maka saya terus bekerja dan berusaha agar rakyat Surabaya sejahtera," ujar dia.
Untuk itu Pemkot Surabaya lantas memberikan biaya pendidikan gratis untuk siswa pada jenjang pendidikan dasar sampai tingkat menengah. Hal ini guna mendorong kemajuan kaum perempuan. “Ada juga program yang membuka kesempatan bekerja, kegiatan perlindungan dan pemberdayaan para penghuni kawasan Dolly untuk hidup mandiri,” sebutnya
Baginya, dalam menampilkan jati diri seorang Kartini modern, tidak menafikan kodratnya sebagai perempuan. Untuk itu, perlu terus belajar dan berkarya bagi masyarakat serta mengharumkan kaum perempuan Indonesia di komunitas Internasional.