Jakarta, Gesuri.id - Legislator PDI Perjuangan Diah Fitri Maryani, S.E., M.M., menegaskan pentingnya menjaga dan melestarikan seni serta budaya sebagai bagian dari kearifan lokal yang harus tetap hidup di tengah masyarakat.
Hal ini ia sampaikan dalam kunjungan kerjanya ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Majalengka.
Dalam kunjungan tersebut, Diah Fitri Maryani bersama Pimpinan dan anggota Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat didampingi oleh Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud Provinsi Jawa Barat, Febiyani.
Kedatangannya disambut langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Majalengka, Ida Heryani, beserta staf. Acara ini juga dihadiri oleh para pelaku seni, khususnya mereka yang berkecimpung dalam seni tradisional Sampyong.
Sampyong merupakan kesenian tradisional khas Majalengka yang berasal dari pengembangan permainan rakyat bernama Ujungan. Seni ini memiliki sejarah panjang dan erat kaitannya dengan budaya masyarakat setempat.
Kata “Sampyong” sendiri berasal dari bahasa Cina, di mana “Sam” berarti tiga dan “Pyong” berarti pukulan. Awalnya, Sampyong dikenal sebagai seni ketangkasan yang cukup ekstrem, di mana dua pemain akan berduel menggunakan rotan berdiameter 60 cm dan melakukan tiga kali pukulan ke arah lawan.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman, unsur ketangkasan dalam seni ini mulai berkurang, digantikan dengan aspek estetika dan seni pertunjukan yang lebih menonjol.
Saat ini, seni Sampyong kerap ditampilkan dalam Pakauland, sebuah pagelaran budaya yang diselenggarakan oleh Disparbud Majalengka sebagai salah satu pusat kebudayaan nasional.
Kegiatan ini menjadi wadah bagi pelaku seni untuk terus mengenalkan dan mengembangkan budaya lokal kepada generasi muda.
Diah Fitri Maryani yang merupakan Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, menekankan bahwa memperkenalkan dan melestarikan seni Sampyong bukan sekadar bentuk apresiasi terhadap budaya, tetapi juga bagian dari upaya menjaga identitas bangsa.
“Melihat dan memperkenalkan seni Sampyong membawa kita pada sejarah dan perjalanan panjang yang merepresentasikan kearifan lokal budaya. Kita diharapkan dapat terus melestarikan seni dan budaya tersebut agar tidak tergerus zaman,” ujarnya.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat, diharapkan seni dan budaya tradisional seperti Sampyong dapat terus berkembang dan menjadi kebanggaan bagi warga Majalengka serta masyarakat Jawa Barat pada umumnya.
Sumber: hasanah.id