Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mengajak semua pihak untuk bersiap menghadapi gelombang varian Omicron yang diprediksi akan terjadi beberapa minggu kedepan dengan jumlah kasus mencapai belasan ribu.
Baca: Pimpin Ibu Kota Baru? Ahok: Tidak Tahu Telah Dipilih.
Politisi PDI Perjuangan ini juga berharap, dua kasus kematian akibat varian Omicron yang terjadi Sabtu (22/1) sebagai warning, dalam menghadapi lonjakan Omicron
“Merujuk informasi luar negeri, juga pemerintah sendiri bahwa dalam beberapa minggu kedepan akan terjadi lonjakan besar Omicron. Nah, sebagai langkah antisipasi, saya kira kita harus bersikap waspada. Apalagi, sudah ada dua pasien varian Omicron yang meninggal. Artinya sudah ada case fatality rate-nya. Saya kira ini membuktikan bahwa Omicron itu memang bahaya dan nyata, sekaligus juga beresiko bagi orang-orang yang belum divaksin serta terhadap orang yang meskipun sudah divaksin tapi punya komorbit,” kata Rahmad Handoyo kepada wartawan di Jakarta, Senin (24/1)
Dua orang pasien Covid-19 varian Omicron di Indonesia dilaporkan meninggal pada Sabtu (22/1). Satu kasus yang merupakan transmisi lokal meninggal di Rumah Sakit Sari Asih Ciputat. Sedangkan satu lagi merupakan pelaku perjalanan luar negeri, meninggal di RSPI Sulianti Saroso. Keduanya merupakan pelaporan fatalitas pertama di Indonesia akibat varian Omicron yang memiliki daya tular tinggi.
Rahmad mengatakan, jika melihat badai Omicron yag menerjang berbagai negara di dunia, maka bisa diprediksi Indonesia sendiri tidak akan bisa menghindar dari varian Covid-19 yang disebut penularannya sangat cepat tersebut.
“Sudah terbukti, Omicron merebak di seluruh negara di dunia,kita pasti tidak akan bisa menghindar. Yang penting sat ini, bagaimana agar lonjakan bisa kita antisipasi, bisa kita meminimalkan puncaknya dan jangan sampai menimbulkan korban,” bebernya.
Dikatakan Rahmad, jika berkaca dari berbagai negara serta data statistik yang ada menunjukkan puncak omikron akan terjadi anatara 30-70 hari setelah pertama kali di temukan di Afrika Selatan Desember lalu.
“Itu puncaknya ya, ada yang sampai 30 hari 40 hari ada sampai baru 70 hari baru pada saat puncaknya baru mengalami proses fase penurunan. Karena itulah kita mempersiapkan diri dalam waktu dekat ini, karena diprediksi akan terjadi lonjakan Omicron yang besar,” katanya.
Legislator PDI Perjuangan ini mengatakan, untuk menghadapi lonjakan varian Omicron, semua pihak harus mempersiapkan diri dengan baik secara psikologis dalam artian tetap tenang dan tidak panik. Mencerna informasi dengan benar serta melakkan hal-hal pencegahan sesuai dengan anjuran pemerintah.
“Saya kira kita harus mempersiapkan diri dengan baik dan melakukan langkah dan tindakan yang tepat sesuai dengan anjuan pemerintah. Itu saya kira yang terpenting,” katanya.
Rahmad menambahkan harapannya seluruh warga negara saling mengingatkan bahwab varian Omicron tidak bisa dianggap remeh dan tidak berbahaya. Dikatakan, data menunjukkan di luar negeri banyak yang sudah meninggal karena Omicron.
“Kita harus saling mengingatkan karena Omicron beresiko bagi orang-orang yang punya komorbit maupun orang yang sama sekali belum vaksin. Sedangkan,kita tahu masih jutaan rakyat yang belum divaksin. ini harus menjadi perhatian bersama dan menjadi kita untuk semakin hati-hati,” imbuhnya.
Rahmad mengatakan berdasarkan kondisi diatas, pihaknya mendorong pemerintah untuk terus menggencarkan vaksinasi, terutama untuk pemerintah daerah .
Baca: Gibran Buka Suara Suntikan Rp71 Miliar ke Bisnis Es Dogernya
“Untuk menggencarkan dan menggiatkan lagi vaksinasi komplit tentu yang dasar dulu yang utama satu harus gencar, karena masih banyak yang belum yg kedua jang harus dikejar dan yang ketiga kepada pemerintah untuk segera melakukan booster dgn cepat walau sekarang sudah berproses Rahmad juga menghimbau masyarakat aagar tidak panik apalagi ketakutan.
“Tetap mengikti aturan yang sudah ditetapkan pemerintah kurangi. Kalau memungkinkan kita dorong untuk Work From Home (WFH) kerja di rumah karena Omicron dalam beberapa waktu kedepan akan terjadi lonjakan besar nah itu kita harus hindarkan,” katanya.
Pemerintah, kata Rahmad, harus tetap fokus melakukan testing dan tracing (3T). Pemerintah juga harus koordinasi degan seluruh fasilitas kesehatan. rumah sakit, obat-obatan, vitamin dan lainnya. Sebab, ketika kasus varian Omicron meledak, tentu ini akan terkait dengan tingkat hunian rumah sakit.