Blora, Gesuri.id - Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto mendorong Blora menjadi Desa percontohan dengan unggulan adalah produk Kelor
Hal ini karena kelor mengandung vitaman A,C,B, Kalsium, kalium, besi dan protein, dalam jumlah yang sangat tinggi, yang mudah dicerna dan diasimilasi oleh tubuh manusia.
Selain itu kelor diyakini memiliki potensi untuk mengakhiri kekurangan gizi, kelaparan serta mencegah dan menyembuhkan berbagai penyakit.
Baca: Wiyatno Pastikan DPRD Kalimantan Tengah Bakal Bentuk Pansus
“Blora bisa menjadi pusat ikon pertanian dengan keunggulan produk Kelor organik yang terus bisa di perluas ekspornya ke seluruh dunia, dan di usia ke 12 tahun ini semoga Morina Organik Indonesia semakin tambah maju,menjadi yang terdepan dalam memproduksi obat-obatan atau makanan di Indonesia ini." Kata Edy dalam kunjungan kerja bersama para pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan di Desa Ngawenombo, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Selasa (14/2).
Selain itu Edy mengajak Theodora, warga Belanda untuk turut serta mengatasi stunting di Blora.
Edy Wuryanto mengajak Theodora ke Blora, sekaligus syukuran atas pencapaian 12 tahun Moringa Organik Indonesia (MOI) Kabupaten Blora, Jawa tengah. MOI membangun gerakan swadaya penanaman dan pemanfaatan tanaman kelor di Indonesia.
Edy Wuryanto menyampaikan kedatangannya ke Puri Kelorina yang berada di Blora bersama tamu yang berasal dari negeri Belanda dalam upaya penanganan stunting serta membumingkan Kelor.
“Kita berharap dalam rangka ulang Tahun Syukuran atas Pencapaian 12 tahun Moringa Organik Indonesia (MOI) yang dimana 48 Produk sudah berijin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan atau disingkat Badan POM, Sertifikasi Nasional maupun Internasional telah di raihnya,” ujarnya.
Baca: Sarinah Gedangan Studi Banding ke Jawa Tengah
“Yang artinya walaupun di pelosok desa, namun kualitas produknya mendunia,” ujar Edy Wuryanto lagi.
Senada dengan Edy, Theodora memberikan tanggapan terkait kelor Blora yang mendunia.
“Sebagai Kehormatan dapat diundang kesini, karena walaupun sekarang saya warga belanda namun saya tetap cinta Indonesia. Kebetulan lulusan UNPAD paham gizi, diminta untuk turut menangani stunting di sini jadi cocok untuk masuknya,” ucap Theodora.