Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto meminta agar lima nama yang menjadi bandar besar Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) diumumkan kepada publik.
“Laporan ada 1.900 orang yang pulang ke Indonesia dalam kondisi meninggal membuat prihatin semua pihak,” pinta Edy, Politisi PDI-Perjuangan ini.
Menurut Edy, masalah ini menjadi pembahasan serius antara Komisi IX DPR RI dengan Kepala BP2MI. Penyebab dan penanganan yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini terus digali.
Baca: Edy Harap Kabupaten Blora Semakin Baik Pada Sektor Kesehatan
“Apalagi ada lima orang berpengaruh yang terlibat dalam TPPO ini,” ujar Edy, legislator dari Dapil Jawa Tengah III ini mengapresiasi BP2MI yang sudah melakukan investigasi.
Edy pun telah mendengar Polri juga sudah turut bekerja dalam mengungkap kasus ini.
“Menurut saya lima orang berpengaruh ini harus disampaikan kepada publik,” desak Edy.
Apalagi, lanjut Edy, ada bukti yang meyakinkan. "Satgas TPPO, maupun Kepolisian tidak perlu takut untuk mengungkap nama kepada khalayak. Tidak ada aksi backing-backing-an,” imbuhnya.
Edy berpendapat jika ini diungkap maka akan jadi pelajaran serius. Bisa juga menjadi awal yang baik untuk mengenolkan kasus TPPO di Indonesia. Sehingga pekerja migran Indonesia (PMI) dan keluarganya bisa lebih tenang.
Baca: Edy Minta Pelaku Penganiaya Dokter di Lampung Ditindak Tegas!
“Ini menyangkut kredibilitas negara. Kalau tidak diungkap kepada publik, apa yang diungkap BP2MI hanya menjadi isu,” tutur Edy.
Terkait keluhan, kecilnya anggaran BP2MI juga mendapatkan perhatian Edy. Dalam rapat kemarin, BP2MI mengusulkan peningkatan anggaran. Alasannya agar dapat bekerja sesuai dengan targetnya.
“Saya setuju dengan kenaikan anggaran ini. Coverage BP2MI begitu luas dan melibatkan koordinasi dengan PMI di berbagai negara,” pungkas Edy, seraya berharap dengan kenaikan anggaran ini dapat mendukung kinerja BP2MI dalam melindungi PMI dan memberantas TPPO.