Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto, menyampaikan kesejahteraan rakyat harus dipenuhi secara menyeluruh, tidak cukup hanya dengan retorika, tetapi dengan tindakan konkret dan kebijakan yang berpihak.
Edy menyoroti pentingnya tiga pilar utama kesejahteraan yang harus berjalan seiring—kesehatan, pendidikan, dan jaminan sosial ketenagakerjaan.
“Indikator kesejahteraan itu bukan sekadar angka. Ia adalah cermin dari keberpihakan negara kepada rakyat. Tiga komponen utamanya—kesehatan, pendidikan, dan jaminan sosial—harus terpenuhi jika kita benar-benar ingin melihat masyarakat hidup layak dan bermartabat,” ujarnya lugas.
Baca: Ganjar Tegaskan Seluruh Kader PDI Perjuangan Taat Pada Aturan
Politisi PDI Perjuangan itu menekankan pentingnya Universal Health Coverage (UHC) sebagai fondasi dalam layanan kesehatan. Menurutnya, tidak boleh ada satu pun warga negara yang terkendala biaya saat membutuhkan layanan medis.
“Jika UHC telah tercapai, maka kita menjamin bahwa setiap warga bisa berobat tanpa takut jatuh miskin. Itulah makna kehadiran negara dalam urusan paling mendasar: kesehatan,” jelasnya.
Tak hanya fokus pada kesehatan, Edy juga memberi perhatian khusus pada perlindungan tenaga kerja. Ia menyebutkan bahwa seluruh perusahaan, tanpa terkecuali, wajib mengikutsertakan pekerjanya dalam program BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan hukum.
“Jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian itu bukan hak istimewa, melainkan hak dasar. Dan semua pemberi kerja harus memenuhinya. Ini bukan opsional, ini adalah keharusan,” tegasnya dengan nada penuh komitmen.
Lebih lanjut, ia mengajak semua pihak untuk berpikir jauh ke depan, termasuk dalam mempersiapkan masa tua para pekerja. Bagi Edy, kesejahteraan bukan hanya tentang hari ini, melainkan juga tentang memastikan masa depan yang lebih baik bagi generasi pekerja.
Baca: Ganjar Beberkan Penyebab Kenapa PDI Perjuangan Baru
“Kita tidak boleh terjebak pada kegiatan seremonial tanpa substansi. Negara harus hadir dalam kehidupan nyata rakyat. Jika pendidikan rendah, kesehatan terbatas, dan ketenagakerjaan terabaikan, bagaimana mungkin rakyat bisa sejahtera?” ujarnya retoris.
Kegiatan reses ini juga menjadi wadah penyampaian aspirasi dari masyarakat, terutama soal tantangan pendaftaran jaminan sosial bagi pekerja informal dan persoalan layanan kesehatan di tingkat desa yang masih belum merata.
Dengan narasi yang membumi dan komitmen yang kuat, Edy Wuryanto menunjukkan bahwa kesejahteraan rakyat bukan sekadar cita-cita kosong, melainkan tanggung jawab nyata yang harus diwujudkan bersama.