Jakarta, Gesuri.id - Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan Eko Suwanto mendorong penguatan ekosistem ekonomi digital di Daerah Istimewa Yogyakarta melalui optimalisasi aplikasi pasar daring SiBakul.
Eko menilai platform lokal ini bisa menjadi tulang punggung baru bagi pelaku UMKM jika dikembangkan lebih serius dan dimanfaatkan maksimal oleh masyarakat.
"Pemda DIY sudah menyediakan aplikasi SiBakul, bahkan dengan insentif ongkos kirim yang ditanggung pemerintah. Ini peluang konkret yang harus dimanfaatkan. Jangan hanya habiskan waktu di media sosial untuk hiburan, tapi gunakan untuk kegiatan yang produktif," ujar Eko.
Baca: Ganjar Pranowo Harap Masalah Gas Melon Cepat Tuntas
Aplikasi SiBakul merupakan layanan berbasis digital yang menghubungkan pelaku UMKM DIY dengan konsumen secara langsung melalui sistem daring.
Tak hanya menawarkan produk-produk lokal, SiBakul juga memberi kemudahan dalam transaksi dan distribusi barang dengan dukungan ongkir gratis yang disubsidi pemerintah daerah.
Menurut Eko, SiBakul dapat menjadi jalan masuk yang inklusif bagi masyarakat DIY untuk ikut dalam arus ekonomi digital, terutama mereka yang memiliki usaha skala kecil dan belum terjangkau oleh platform besar.
"Kalau dikembangkan lebih jauh, SiBakul ini tidak cuma jadi tempat jualan. Saya usul agar ke depan ditambah fitur jaminan sosial, seperti asuransi tenaga kerja dan asuransi kesehatan bagi penjual. Jadi pelaku UMKM tidak hanya berjualan, tapi juga mendapat perlindungan," katanya.
Dalam forum yang juga dihadiri warga Kecamatan Tegalrejo itu, Eko menggarisbawahi pentingnya perubahan pola pikir dalam menggunakan gadget dan media sosial.
Dia menilai selama ini sebagian besar masyarakat masih terjebak dalam pola konsumtif yang menguras waktu dan biaya, tanpa hasil nyata.
"Kita sering tidak sadar berapa banyak uang yang dihabiskan hanya untuk beli kuota internet, tapi isinya cuma scroll video hiburan atau main game. Sekarang saatnya ubah kebiasaan. Gunakan ponsel untuk belajar, jualan, promosi usaha, atau terlibat dalam komunitas digital produktif," tegasnya.
Baca: Ganjar Beberkan Penyebab Kenapa PDI Perjuangan Baru
Ia juga mengingatkan pentingnya etika digital dan literasi informasi, agar masyarakat tidak menjadi korban ataupun pelaku penyebaran hoaks dan ujaran kebencian di media sosial.
"Gunakan jari dengan bijak. Jangan posting saat emosi. Ingat, jejak digital tidak hilang. Lebih baik bertemu langsung jika ada masalah, daripada saling serang di dunia maya," ucapnya.
Eko menambahkan, transformasi digital seharusnya bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal perilaku dan budaya baru.
Pemanfaatan aplikasi seperti SiBakul, menurutnya, adalah contoh bagaimana inovasi lokal bisa memperkuat ekonomi kerakyatan, sekaligus membangun masyarakat digital yang lebih beretika dan berdaya.