Jakarta, Gesuri.id - Menggelorakan semangat patrotisme dan rasa cinta tanah air bisa dijalankan dengan menghidupkan museum. Pemerintah daerah diingatkan tentang pentingnya mewujudkan museum sejarah kebangsaan di Yogyakarta.
"Ada banyak titik lokasi bersejarah di Yogyakarta, kisah semangat patrotisme dan rasa nasionalisme yang diwariskan para tokoh bangsa, Bung Karno, Hatta juga Sri Sultan Hamengkubuwana X juga sejumlah tokoh lain seperti Ki Bagus Hadikusumo, Abdul Kahar Mudzakir, BPH Puruboyo, Ki Hadjar Dewantara dan lain-lain," kata Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan, Eko Suwanto Selasa, 14/8/2024.
Di dalam "Dialog Khusus" TVRI Yogyakarta, Eko Suwanto mengingatkan pentingnya museum yang bisa jadi wahana pendidikan sejarah kebangsaan. Peristiwa sejarah kebangsaan baik sebelum Indonesia merdeka dan setelah nya, khususnya yang terjadi di DIY, kisah para tokoh dan narasi sejarah penting terdokumentasi dalam wujud museum.
Baca: Ganjar Sambangi Kantor Banteng Provinsi Lampung
"Ada banyak peristiwa sejarah bernilai patriotisme dan nasionalisme para tokoh dari Yogyakarta baik sebelum kemerdekaan maupun setelahnya," kata Eko Suwanto, politisi muda PDI Perjuangan.
Ada tiga hal penting ke depan yang perlu diaktualkan yaitu, pertama semangat kehendak politik dengan sajikan naskah akademik, kedua sumber sejarah masih mudah diakses termasuk kerabat dari pelaku sejarah masih ada, seperti misalnya bagaimana sosok Abdul Kahar Mudzakir bisa diakses lewat Ahmad Charis Zubair, sejarah BPH Puruboyo cucunya pegawai pemda DIY, ketiga dukungan swasta, CSR dukung program ini, dukung program oleh kantor arsip bisa lengkapi cerita.
"Ada kunjungan wisatawan rutin ke Yogyakarta. Berapa yang mampir ke museum, butuh narasi sejarah guna menceritakan ke seluruh dunia. Nah, Yogyakarta bergabung dengan EATOF bisa lakukan promosi ke internasional dengan hadirkan museum," kata Eko Suwanto, lulusan Magister Ekonomi Pembangunan UGM ini.
Eko Suwanto, politisi PDI Perjuangan menegaskan hadirnya narasi sejarah bisa memuat nilai nasionalisme Indonesia. Contohnya, di Surabaya ada rumah kelahiran Bung Karno, rumah kost nya HOS Tjokroaminoto, yang membawa sejarah kebangsaan.
Setidaknya di DIY, perlu wujudkan tiga museum bernuansa sejarah yaitu Museum Bung Karno, Museum Jogja Kota Republik dan Museum Keistimewaan DIY.
"Saatnya duduk bersama, pemda susun detail naskah akademik, pemerintah Indonesia bisa bantu UGM miliaran bisa bangun gedung, masa ada banyak koleksi berserak, dititipkan ke mana, ini butuh kerja keras. Bagaimana nasionalisme bangga dan cinta tanah air hadir? Lewat kunjungan ke museum itu menyenangkan, jadi sumber inspirasi nasionalisme Indonesia," kata Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan.
Yeti Martanti, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta menyatakan pihaknya kini sedang memantapkan kemampuan edukator, bekerjasama dengan pengelola museum. Langkah yang kini dijalankan diantaranya engaktifasi bangunan cagar budaya.
Baca: Ganjar Jagokan Ahok Bertarung Pada Pilkada DKI Jakarta
"Bagaimana sumber daya yang ada dimanfaatkan dan punya nilai historis bisa terkelola. Di Kotabaru ada banyak bangunan cagar budaya yang milik perorangan kini disesuaikan dengan aktifitas agar ada pemahaman, narasi sejarah yang lengkap," kata Yeti Martanti.
Budi Husada dari Dinas Kebudayaan DIY menambahkan kini pihaknya mendorong sejumlah paket wisata sejarah. Narasi sejarah tetenger sejarah dan museum terus dilengkapi bersama komunitas sejarah dan internal.
"Menghadirkan edukator museum butuh dukungan dan dikelola bersama, termasuk dengan memfasilitasi difabel untuk bisa mengakses," kata Budi Husada, Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Sejarah, Bahasa, Sastra dan Permuseuman Dinas Kebudayaan DIY.