Ikuti Kami

Ery Purwanti Desak Pemkot Harus Beri Trauma Healing Pasca Tragedi 'Outing Class'

Tragedi tersebut mengakibatkan empat siswa SMP Negeri 7 Kota Mojokerto meninggal dunia.

Ery Purwanti Desak Pemkot Harus Beri Trauma Healing Pasca Tragedi 'Outing Class'
Ketua DPRD Kota Mojokerto, Ery Purwanti.

Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPRD Kota Mojokerto, Ery Purwanti mendesak pemerintah kota (Pemkot) setempat untuk memberikan pendampingan trauma healing bagi keluarga korban tragedi outing class yang terjadi di Pantai Drini, Yogyakarta, pada Senin (27/1/2025).

Tragedi tersebut mengakibatkan empat siswa SMP Negeri 7 Kota Mojokerto meninggal dunia setelah terseret ombak rip current, sementara sembilan lainnya berhasil diselamatkan. Ia menyampaikan keprihatinannya terkait peristiwa tersebut. 

“Pendampingan penuh kepada para orangtua korban dengan memberikan trauma healing adalah langkah yang harus segera diambil,” kata Ery dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi III DPRD, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, serta perwakilan dari SMP Negeri 7 Kota Mojokerto, pada Jumat (31/1/2025).

Ery juga menyoroti tindakan pihak sekolah yang meminta orangtua untuk menandatangani surat bermeterai setelah tragedi tersebut. 

Menurutnya, momen penyodoran surat itu dilakukan pada saat yang tidak tepat, yang justru memicu miskomunikasi dalam suasana duka yang mendalam. 

“Soal penyodoran surat itu adalah momen yang tidak pas untuk dilakukan pihak sekolah,” ucapnya.

Selain itu, Ery juga mendesak Pemkot untuk menangguhkan sementara kegiatan outing class luar kota bagi seluruh siswa-siswi sekolah di Kota Mojokerto. 

“Kami merekomendasikan seluruh kegiatan outing class ditangguhkan di seluruh wilayah Dinas Pendidikan Kota Mojokerto, baik untuk jenjang TK, SD, maupun SMP,” tegasnya.

Politisi PDI Perjuangan tersebut mengungkapkan bahwa Kota Mojokerto memiliki banyak tempat bersejarah yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan edukasi dan pelestarian budaya lokal, sehingga tidak perlu lagi melakukan outing class ke luar kota. 

“Outing class boleh, asalkan dilakukan di Kota Mojokerto saja, tidak di luar kota. Di Kota Mojokerto sendiri banyak tempat sejarah yang bisa menjadi sarana edukasi budaya lokal,” jelasnya.

Tragedi yang menimpa SMPN 7 Kota Mojokerto bermula saat 257 siswa kelas 7 dan 8 bersama lima bus dan 16 guru berangkat ke Yogyakarta untuk mengikuti outing class. Rombongan tiba di Pantai Drini pada pukul 04.00 WIB, dan tragedi terjadi sekitar pukul 07.00 WIB ketika para siswa sedang sarapan di rumah makan di area pantai. 

13 siswa yang berada di pantai saat itu terseret ombak rip current. Empat di antaranya ditemukan meninggal dunia, sementara sembilan lainnya berhasil diselamatkan oleh penjaga pantai.

Dengan kejadian ini, DPRD Kota Mojokerto meminta agar kegiatan serupa di masa mendatang lebih diperhatikan keselamatan dan keamanannya, dan pemkot segera memberikan perhatian lebih kepada keluarga korban serta masyarakat.

Sumber: radarbangsa.co.id

Quote