Jombang, Gesuri.id - Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Hj. Sadarestuwati, mengatakan program pengembangan infrastruktur sosial dan ekonomi wilayah (PISEW) wajib melibatkan masyarakat desa setempat atau sumber daya lokal
Baca: Rocky Gerung Pintar di Mulut Dangkal Pemikiran, Rendah Moral
"Hal itu untuk mengurangi kesenjangan ekonomi di masa pandemi Covid-19 dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelas Estu sapaan akrabnya saat meresmikan jalan penghubung antara Desa Kedungbogo dan Desa Ketapangkuning, Kecamatan Ngusikan, yang masuk dalam program pengembangan infrastruktur sosial dan ekonomi wilayah (PISEW) dari Kementerian PUPR, akhir pekan lalu.
Jalan penghubung yang menyerap anggaran 600 juta tersebut dibangun sepanjang 524 meter, dengan ukuran 4,5 meter x 374 meter dan 3 x 150 meter.
Di sela peresmian tersebut, Estu, sapaan akrab Sadarestuwati, mengatakan program PISEW memiliki tujuan meningkatkan pengembangan sosial ekonomi wilayah berbasis pada potensi sumberdaya lokal. Dengan demikian, kesenjangan antarwilayah berkurang. Selain itu, pembangunan infrastruktur wilayah dapat meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.
Wasekjen DPP PDI Perjuangan itu juga menjelaskan, dirinya telah menyalurkan beberapa program pemerintah, di antaranya program BPS, P3TGAI, Program PISEW, program Kotaku, dan beberapa program lainnya.
Program tersebut, jelas anggota Komisi IV itu, merupakan upaya mensejahterakan masyarakat kabupaten Jombang.
“Di Kabupaten Jombang saja program BSPS ada 2000 unit, senilai Rp 40 M, P3TGAI 82 Desa dengan pagu anggaran perdesa Rp 195 juta total Rp 15,99 M, program PISEW 15 titik Rp 600 juta total Rp 9 M, program Kotaku 3 desa Rp 3 M. Itu semua saya gerojokan hanya untuk Kabupaten Jombang, agar warga Jombang lebih sejahtera,” beber Estu.
Selain meresmikan program PISEW, Estu juga menggelar serap aspirasi dengan beberapa kepala desa di Kabupaten Jombang untuk diperjuangkan pada pemerintah pusat pada tahun 2022 mendatang.
“Ada usulan dari Kepala Desa Keboan terkait Dam Karet di Menturus yang karetnya jebol, sampai sekarang belum diperbaiki, sehingga lahan sawah di kecamatan Kudu, Ngusikan dan wilayah Mojokerto utara Brantas pengairan sawahnya tidak optimal,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Desa Kedungbogo, Nyaman, menyambut hangat realisasi program tersebut. Menurutnya program tersebut sangat membantu kegiatan dan pemulihan ekonomi masyarakat.
Baca: Junimart Ingatkan Rocky Gerung Stop Bermimpi dan Cuci Muka
“Alhamdulillah, hari ini program PISEW untuk Desa Kedungbogo senilai Rp 600 juta sudah selesai dikerjakan. Jalan tersebut sebagai jalan penghubung antara Desa Kedungbogo dan Desa Ketapangkuning, Kecamatan Ngusikan dengan panjang 524 meter, jalan dengan ukuran 4,5 m x 374 m dan 3 x 150 m,“ tutur Nyaman.
Pada acara reses tersebut, Mbak Estu didampingi Rian Dediyano, sepupu Ibu Megawati, Sekcam Ngusikan, Kepala Desa se-Kecamatan Ngusikan, Ibu kader PKK, pengurus PAC PDI Perjuangan Kecamatan Ngusikan, Ketua PAC PDI Perjuangan Kudu, Suwono. Dilansir dari pdiperjuanganjatim.