Semarang, Gesuri.id - Dalam periode kedua kepemimpinannya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akan memprioritaskan pembangunan sumber daya manusia, dengan menggenjot sektor pendidikan. Sehingga, tercipta generasi yang berkarakter dan berkualitas.
“Kalau tahun lalu kan pembangunan infrastruktur, ke depan akan memrioritaskan pembangunan SDM, dan saya serius betul soal SKTM (surat keterangan tidak mampu),” ujar gubernur usai Upacara Hari Jadi ke-68 Provinsi Jawa Tengah di Lapangan Pancasila Semarang, Rabu (15/8).
Baca: Pendidikan Akan Jadi Konsentrasi Ganjar Pranowo
Ia menegaskan, jangan sampai pendidikan hanya diartikan gedung, duit, dan fasilitas, tetapi melupakan karakter. Contohnya masyarakat Australia, lebih bisa menerima anak-anaknya memperoleh nilai mata pelajaran matematika tiga atau tidak mengerti fisika dan kimia daripada tidak mengerahui budaya antre. Karena apabila tidak mengetahui budaya antre itu dianggap berbahaya, mengingat akan berpengaruh pada karakter anak.
“Pagi hari ini ada mahasiswa, pelajar dan santri ikut upacara. Mereka akan mendorong dan mengajak semuanya untuk memahami ideologi bangsa dan negara, tidak gampang termakan hoaks, bisa melawan radikalisme, terorisme, ajaran-ajaran sesat. Senantiasa mencintai orang tua, menghormati guru, mencintai bangsa dan negara,” terang gubernur.
Terkait upaya memajukan pendidikan dan meningkatkan SDM Jateng, maka kapasitas pendidik harus didorong. Kultur pendidikan harus dibangun sehingga generasi bangsa memahami sekaligus mengamalkan nilai-nilai keindonesiaan dan Pancasila.
Pemprov Jateng sangat fokus terhadap pembangunan sumber daya manusia di Jawa Tengah, karena SDM merupakan faktor penentu kemajuan Jateng. Saat ini Jawa Tengah punya tiga SMK boarding gratis untuk siswa miskin berprestasi yang lokasinya di Kabupaten Purbalingga, Pati, dan Kota Semarang.
Selain pembangunan SDM, persoalan kemiskinan akan terus didorong dengan penurunan angka kemiskinan sampai single digit. Bahkan, penurunan persentase penduduk miskin Jawa Tengah saat ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa.
Dalam sambutannya, gubernur menyebutkan, penduduk miskin di Jawa Tengah terus mengalami penurunan. Pada Maret 2018, jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah mencapai 3,9 juta orang (11,32%), berkurang sebesar 300.290 orang dibandingkan dengan kondisi September 2017 yang berada pada angka 4,20 juta orang (12,23%). Angka tersebut juga lebih kecil dari 2016 sebesar 13,19% dan 2015 sebesar 13,32%.
Berbanding lurus dengan angka kemiskinan yang terus menurun, jumlah pengangguran terbuka juga terus menurun. Dari angka 4,99% pada 2015, turun 4,63% (2016) dan
kembali turun di angka 4,57% (2017). Salah satu hal yang signifikan mengurangi angka pengangguran tersebut adalah semakin tumbuhnya sektor industri di Jateng.
“Zona merah kemiskinan masih jadi PR kita bersama. Oleh karena itulah pembangunan kita arahkan kepada masyarakat miskin dan tidak mampu, khususnya petani, nelayan dan UMKM. Seperti pembangunan RTLH, Kartu Tani, KJS, pemberian akses kredit usaha yang mudah dan berbunga rendah bagi UMKM,” bebernya.
Ganjar menjelaskan, pembangunan RTLH yang memakai dana APBD Provinsi pada 2017 meningkat drastis sebanyak 19.587 rumah dari 3.601 rumah pada 2016. Jumlah tersebut belum termasuk program CSR dan program pembangunan RTLH dari kabupaten/ kota.
Tidak hanya keberhasilan di bidang pembangunan dan sejumlah program di berbagai bidang, Pemprov Jateng juga mendapat beragam penghargaan atas reformasi birokrasi. Birokrasi yang baik menjadi kunci sebuah pemerintahan yang baik dan menentukan keberhasilan pembangunan. Maka, reformasi birokrasi di Jateng terus dikuatkan.
“Hasilnya, reformasi birokrasi yang kita lakukan ini mendapatkan apresiasi dari pemerintah pusat. Jateng memperoleh penilaian terbaik atas pelaksanaan reformasi birokrasi tahun 2016 dari Kemenpan RB,” katanya.
Baca: Ganjar: Solusi Pendidikan, Menempa Moral dan Etika Manusia
Jateng juga mendapatkan penghargaan dari KPK atas komitmen dalam mendukung pemberantasan korupsi khususnya dari aspek pengendalian pelaporan gratifikasi serta tertib LHKPN, serta menyabet Satyalencana Karya Bhakti Praja Nugraha.
Pada kesempatan itu juga diserahkan sejumlah penghargaan dan hadiah kepada para juara lomba, oleh Gubernur Jawa Tengah, Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko dan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono. Hadir pula dalam acara itu mantan Gubernur Jawa Tengah H Ali Mufiz beserta istri.