Semarang, Gesuri.id - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, mengapresiasi produk bus dari Karoseri Laksana yang dilengkapi imovasi teknologi anti virus corona.
Menurutnya, bus itu bisa menjadi alternatif transportasi yang aman pada masa pandemi.
Baca: Papua Makin 'Memerah' di Pilkada, Ini Pesan Mama Mega
"Busnya bagus. Bisa jadi alternatif di tengah situasi seperti ini," kata Ganjar, Selasa (15/12).
Sebuah perusahaan bus asal Jawa Tengah, Laksana, baru saja meluncurkan bus anticorona yang diberi nama Bio Smart and Safe Bus. Bus yang diklaim bebas Covid-19 ini terdiri dari bus penumpang dan bus bio laboratorium.
Direktur Teknik Laksana Bus, Stefan Arman, mengatakan desain bus mempertimbangkan tiga aspek. Ketiga aspek itu yakni aspek lingkungan (environment), aspek patogen dengan pengaplikasian lapisan nano silver yang dapat mengurai virus atau pada interior bus, dan aspek host atau penumpang dengan penggunaan masker khusus dengan kandungan herbal.
"Aspek lingkungan sudah mengadopsi tata letak kursi 1-1-1 atau physical distancing. Sistem yang membedakan dengan bus pada mumnya adalah sirkulasi udara yang sudah mengadopsi sistem sirkulasi udara di pesawat," kata Stefan dikutip Solopos, Selasa (15/12)
Stefan menjelaskan sistem sirkulasi udara dingin yang berembus melalui AC langsung bertikal ke bawah. Udara itu kemudian menyalur ke 3 tahapan filter yaitu prefilter, HEPA grade filter, dan UV C.
"Kami harapkan dengan sistem sirkulasi udara yang baru ini bisa meminimalkan atau mengurangi viral load yang ada di dalam kabin bus" ungkapnya.
Sementara terkait unit bus laboratorium, Stefan menyatakan bus tersebut merupakan prototipe pertama dari Laksana yang memodifikasi kendaraan bus untuk laboratorium.
Pada dasarnya bus tersebut sama dengan bus-bus laboratorium yang sudah ada. Bedanya, bus anticorona buatan Laksana itu memiliki banyak ruangan tersekat dengan bio safety level tinggi.
Baca: Wali Kota Hendi Targetkan Tahun 2021 Bus Amfibi Beroperasi
"Biasanya bus laboratorium hanya memiliki satu ruangan. Desain kami memiliki dua ruangan tersekat, sehingga lebih meminimalisasi persebaran bakteri atau virus," ujarnya.
Lebih lanjut, pihaknya berencana mendistribusikan bus tersebut ke daerah-daerah yang tidak memiliki fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan laboratorium.
"Bus ini nantinya akan digunakan untuk tes PCR atau swab dengan menjangkau area atau daerah terpencil," jelasnya. Dilansir dari liputan6com.