Jakarta, Gesuri.id - Calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo, menegaskan transisi energi menuju energi yang lebih hijau merupakan keniscayaan untuk mengatasi masalah polusi.
Meskipun, kata Ganjar, polusi merupakan permasalahan global. Bahkan, semua negara di dunia memiliki perhatian dan komitmen untuk mengatasi polusi.
"Kalau kita bicara tentang polusinya, ini menjadi problem Global. Apakah itu di Kyoto Protocol, apakah di Paris Agreement, besok akan ada COP 28 di Dubai, semua punya perhatian dan negara-negara akan ditagih itu, komitmennya,” kata Ganjar dalam dialog Sang Kandidat bersama Ganjar, Kamis (30/11).
Baca: Lima Kelebihan Gubernur Ganjar Pranowo
Ganjar pun mengatakan bahwa, transisi energi hijau memiliki potensi investasi yang besar hingga Rp1.300 triliun.
“Kita mesti menyiapkan transisi energi menuju energi yang lebih hijau. Energi lebih hijau itu sudah kita hitung kalau kemudian kita menggunakan potensi yang ada di Indonesia kira-kira kita butuh 1.300 triliun untuk Investasi.” katanya.
Artinya, kata Ganjar, dengan potensi yang besar ini maka akan membuka lapangan pekerjaan.
“Banyak potensi bisnis masuk, banyak tenaga kerja yang dibutuhkan kira-kira 3,7 juta yang akan terserap, maka kita mesti menyiapkan sambil kita membereskan persoalan-persoalan tadi.”
“Deforestasi nya dikurangi, terus kemudian semua hal yang mencemari dikurangi, umpama nih listrik paling gede ya, listrik paling gede, selama ini kan PLTU nya cold base gitu ya, kenapa tidak pakai sumber daya air yang kita miliki, kita sudah punya banyak nih,” katanya.
Selain itu, Ganjar juga ingin agar potensi geothermal dimaksimalkan.
“Nah yang berbasis batubara ini boleh digeser, gasnya kita optimalkan dong. Maka gasifikasi nya mesti dilakukan. Eksplorasinya diteruskan dong, di remote-remote area kita bisa menggunakan energi-energi yang lebih hijau, umpama panel surya, umpama angin, umpama geothermal.” ungkapnya.
Baca: Ternyata Ini Zodiak Ganjar Pranowo, Berikut Karakternya
Dia pun menceritakan ketika menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah (Jateng) yang memaksimalkan potensi geothermal. Meskipun, kata Ganjar, masih ada penolakan masyarakat.
“Waktu saya di Jawa Tengah ada potensi-potensi geothermal yang tinggi, Dieng sudah jalan, di Gunung Lawu belum jalan masih masyarakat protes, di Gunung Slamet sekarang ongoing masyarakat juga protes.”
“Artinya edukasi mesti dilakukan ini lebih hijau kita memiliki gitu ya. Sehingga ini akan bisa mengurangi polusi kelak kemudian hari itu butuh waktu yang panjang tapi butuh juga bantuan dari kawan-kawan dan partisipasi masyarakat,” pungkasnya.