Jakarta, Gesuri.id - Bakal calon presiden Ganjar Pranowo berkomentar soal gagasan Indonesia menjadi poros maritim dunia yang pernah disampaikan Jokowi saat akan menjadi presiden pada 2014 lalu.
"(Poros) maritim 10 tahun enggak berubah, ya enggak niat. Mau pakai alasan apalagi? Masih land base, continental base," kata Ganjar dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Rabu (8/11).
Ganjar menyebut pemerintah seharusnya membuat fasilitas mumpuni di laut jika memang ingin menjadikan Indonesia poros maritim dunia. Ia heran mengapa tidak ada puskesmas terapung hingga transportasi laut yang jelas.
Ia kemudian bercerita soal pengalamannya ketika masih menjadi anggota DPR RI. Menurutnya, kala itu Pemerintah Daerah Maluku sempat meminta Undang-undang Otonomi Khusus untuk wilayah kepulauan.
"Kenapa kita tidak melibatkan para peneliti dan aktivis, mereka yang cukup ideologis untuk membangun kekuatan laut kita? Saya nemu kok orang-orang Indonesia yang hebat, saya panggil dan juga melamar, kita seriuskan yuk. Ini saya sudah ketemu kok beberapa orang," bebernya.
"Contoh, rumput laut, secara teknis saya dikasih tahu, 'Mas Ganjar, cukup 15 meter pantainya kita bisa budi daya'. Anda hitung berapa (potensi keuntungan). Saya minta staf saya hitung, dihitung oh gede minta ampun, tapi kenapa kita tidak melakukan? Tidak niat," tegas Ganjar.
Ia menilai pihak-pihak yang berkepentingan selama ini lebih memilih mencari jalan mudah. Ketika sistem pemerintahannya tak jalan, Ganjar menyebut kritik akan muncul.
"Desain menciptakan konglomerasi itu dulu kan harapannya menjadi lokomotif yang akan menarik gerbong. Tapi, akhirnya putus lokomotifnya, jalan sendiri kemudian tidak terjadi. Ya sudah, ini sudah terjadi. Maka perbaikan yang mesti kita lakukan hari ini adalah yuk kita kembalikan dan orientasinya kita pindahkan," tutupnya.
Poros maritim dunia merupakan cita-cita Presiden Joko Widodo. Bahkan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menyebut ini sudah diagendakan sejak periode pertama Jokowi.
Kendati, Muhadjir mengakui upaya ini memang belum maksimal. Ia juga menyayangkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak ada penekanan tentang ketahanan laut Indonesia.
"Ini sebetulnya program prioritas Pak Presiden (Jokowi) sejak periode pertama beliau, menjadikan Indonesia sebagai poros maritim. Menurut saya, belum optimal kesungguhan kita dan belum maksimal pencapaiannya. Perlu kerja keras menjadikan Indonesia poros maritim," ujarnya dalam Seminar Nasional Transformasi Peradaban Bahari Menuju Indonesia Emas 2045 di Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Rabu (9/8).
"Justru Presiden Xi Jinping berkali-kali menyebut pentingnya Indonesia menjadi poros maritim terkait jalur sutra China. Karena sebetulnya posisi Indonesia sebagai negara maritim sudah diperhitungkan sejak dulu kala," sambung Muhadjir.