Semarang, Gesuri.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menawarkan solusi terkait semrawutnya penyerahan bantuan sosial (Bansos).
Melalui akun media sosialnya @ganjarpranowo, Jumat (8/2), Gubernur Jateng dua periode tersebut menawarkan solusi cukup menggelitik.
Baca: Presiden Janjikan Kenaikan Harga Gula di Tingkat Petani
Solusi yang ditawarkan adalah dengan menempel stiker di depan rumah penerima bantuan, yang bertuliskan jika rumah tersebut benar-benar keluarga sangat miskin/tidak mampu.
Ada dua contoh stiker yang dimunculkan oleh Ganjar dalam akun Twitter-nya. Pertama bunyi tulisan seperti ini Saya Benar-Benar Keluarga Miskin Yang Layak Menerima Beras Miskin/Beras Sejahtera. Di bawahnya, tertuliskan bunyi doa Ya Allah, sejahterakanlah saudara kami yang miskin ini, tapi apabila mereka berpura-pura miskin maka Azab-Mu amatlah pedih.
Sementara di stiker kedua, bertuliskan Keluarga Sangat Miskin Penerima Bantuan Sosial dengan beberapa jenis bantuan dituliskan dalam stiker tersebut.
"Tahun 1994 ketika saya Kuliah Kerja Nyata, sebuah desa menerima dana IDT, bbrp desa tetangga menolak karena malu. Hari ini penyaluran bantuan sosial utk keluarga tdk mampu dianggap tdk tepat sasaran. Kemudian ada ide ditempel stiker spt ini. Ok gak mnrtmu?" tulis Ganjar dalam cuitannya itu.
Alhasil, cuitan politikus PDI Perjuangan tersebut mendapat respons banyak pihak. Sebanyak 80 warganet me-retweet cuitan itu, 334 orang menyukai dan ratusan komentar diberikan. Ada yang setuju dengan ide penempelan stiker tersebut untuk memberikan efek malu, jika ada orang mampu yang menerima bantuan sosial.
"Setuju, tempel yang ukuranya gede pak Gub, persoalannya, orang sekarang gak malu ngaku miskin, tapi di rumahnya punya motor 3, hp android, kalung emas dll. Parahnya lagi kalo ada bantuan turun, mereka beramai-ramai menjadi miskin," tulis akun @wibowo_gs.
Baca: DPRD Kritisi Data Penerima Bansos di Luwu Utara
Namun tidak sedikit pula warganet yang tidak setuju dengan ide penempelan stiker tersebut. Sebagian besar mereka beralasan penempelan stiker itu membuat malu masyarakat.
"Tidak setuju pak. Kasihan lah kalo warga miskin sudah hidup menderita ditambah malu dengan stiker yang menurut saya menyakitkan perasaan warga miskin tersebut," cuit akun @budesic.
Namun ada pula yang setuju dengan ide penempelan stiker itu, asal kalimatnya diganti dengan kata-kata yang lebih halus. "Kalau menggunakan kata-kata seperti itu saya rasa kurang etis pak, alangkah lebih baik kata-katanya diganti dengan yang lebih etis," timpal akun @ghozalimutaqin.