Jakarta, Gesuri.id - Calon presiden Ganjar Pranowo menyampaikan beberapa persoalan utama yang dihadapi masyarakat.
Ganjar menyampaikan itu kepada Asosiasi Pedagang Mie dan Bakso Seluruh Indonesia (APMISO) di Semarang, Senin, 1 Januari 2024.
Persoalan daging yang dialami pedagang mie dan bakso, Ganjar mencontohkan, sudah saatnya dikembangkan peternakan sapi di hulunya.
Baca: Ini Profil Singkat Ketua TPD Ganjar-Mahfud Provinsi Sumatera Selatan
Kebutuhan daging, kata dia, tidak sepenuhnya harus membeli dari Australia atau India yang dinilai ada ancaman-ancaman membahayakan, seperti penyakit mulut dan kuku.
Persoalan daging yang dialami pedagang mie dan bakso, Ganjar mencontohkan, sudah saatnya dikembangkan peternakan sapi di hulunya. Kebutuhan daging, kata dia, tidak sepenuhnya harus membeli dari Australia atau India yang dinilai ada ancaman-ancaman membahayakan, seperti penyakit mulut dan kuku.
“Oleh karena itu kita butuh perbankan yang khusus memfasilitasi UMKM, agar UMKM bisa dapat akses dengan skema khusus. Paling tidak suku bunganya kita turunkan,” kata Ganjar dalam acara Deklarasi Dukungan Apmiso kepada Ganjar Pranowo-Mahfud Md di GOR Satria, Semarang, Senin, 1 Januari 2023, seperti dikutip dalam keterangan tertulis.
Tak hanya itu, Ganjar mengatakan ketika pedagang mie dan bakso membutuhkan koperasi, maka pada saat yang sama sebenarnya akses permodalan bisa diberikan.
“Sehingga siklus bisnisnya, rantai pasokan pedagang mie dan bakso ini tinggi sekali, dagingnya, terigunya, ada konsumennya, ada kios atau gerobaknya. Maka ini menjadi ekosistem,” kata Ganjar.
Sementara itu, Ganjar menyebut ada tiga persoalan yang terjadi di masyarakat. Pertama lapangan kerja. Kedua ekonomi dan harga-harga. Ketiga adalah masalah kepastian hukum di masyarakat yang tidak menginginkan pemerintah melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme atau KKN.
Masalah ekonomi yang dihadapi para pedagang mie dan bakso, menurut Ganjar, nasibnya sama persis dengan apa yang dialami para pedagang tempe dan tahu. Kalau pedagang bakso masalah di daging, sedangkan pedagang tempe tahu persoalannya di kedelai.
“Pedagang tempe dan tahu kemudian punya koperasi, pedagang mie dan bakso juga harus punya koperasi,” kata Ganjar.
Baca: Ganjar-Mahfud Bersilaturahmi ke Kantor KWI
Saat menjadi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar menyebut pernah meminta kepada Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jateng untuk mengecek alasan harga beras tinggi di konsumen, tetapi harga di petani rendah. Menurut BI, kata Ganjar, ternyata ada delapan perantara.
“Ini kalau kita potong separuhnya, empat saja, maka harga di tingkat petani akan tinggi, di tingkat konsumen rendah. Ini yang ambil untung di tengah,” kata Ganjar.
Oleh karena itu, menurut Ganjar modernisasi pertanian dinilai penting karena pengalaman di Vietnam petani tidak menjual gabah, tetapi petani langsung menjual beras. Menurut Ganjar, di sana petani tidak hanya panen, tapi juga bisa mengeringkan gabahnya. “Maka yang dibutuhkan adalah dukungan teknologi, itulah yang harus dibantu,” kata Ganjar.