Jakarta, Gesuri.id - Calon presiden (capres) nomor urut 03, Ganjar Pranowo mengkritisi insentif mobil listrik yang tidak tepat sasaran.
"Menurut saya kalau subsidinya bagi mereka yang mampu tidak terlalu tepat. Tapi kalau itu mendorong industri ini berkembang boleh-boleh saja, tinggal kita batasi berapa lama waktu yang diperlukan, kalau tidak maka transisinya tidak mungkin," Kata Ganjar saat mengunjungi pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024, Kamis (22/2).
BaCa: Lima Kelebihan Gubernur Ganjar Pranowo
Selain itu Ganjar juga menilai, transformasi industri otomotif nasional menuju mobil listrik memerlukan sejumlah tahapan. Dan hal ini tentu harus dimulai dengan berbagai cara.
"Transformasi yang diperlukan perlu insentif. Yang menikmati memang relatif orang-orang yang relatif mampu, kalau spiritnya itu transisi, itu baik. Jadi itu salah satu pilihan," paparnya.
Sebelumnya pemerintah memberlakukan pembebasan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) untuk impor mobil listrik utuh (CBU) dan terurai lengkap (CKD) yang memenuhi kriteria yang ditetapkan.
BaCa: Abdy Jelaskan Kenapa Ganjar Pranowo Layak Jadi Presiden RI
Aturan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 9 Tahun 2024 tentang Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Impor dan/ atau Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Roda Empat Tertentu yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2024.
Pemerintah juga telah memberlakukan insentif untuk kendaraan bermotor listrk berbasis baterai (KBLBB), termasuk untuk impor.
Aturan ini termasuk dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 79/2023 tentang Perubahan atas Prepres No 55 terkait Percepatan Program, Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai. Dengan adanya aturan ini, harga mobil listrik menjadi lebih murah.