Jakarta, Gesuri.id – Calon Presiden (Capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo menceritakan pengalamannya untuk memberikan kesetaraan antara perempuan dengan laki-laki. Pengalaman itu, dilakukan Ganjar saat masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah
Ganjar merasa, kelompok perempuan telah menginspirasinya dalam mengambil suatu kebijakan. Salah satunya, saat ada seorang perempuan berprofesi sebagai nelayan. Kepada Ganjar, perempuan itu mengeluhkan lantaran profesinya tidak tercantum dalam identitas KTP.
“Kades tidak mau berikan, camat tidak mau, bupatinya tidak mau. mereka tidak menyerah dan orang itu bertemu dengan saya. Kenapa Ibu meminta itu? ‘Pak saya perempuan nelayan, saya bisa sama dengan laki-laki dan pekerjaan saya melaut. Kenapa hak ini tidak diberikan kepada saya?” kata Ganjar saat berpidato di acara deklarasi Progresif di Gedung SMESCO, Jakarta Selatan, Jumat (8/12).
Baca: Abdy Jelaskan Kenapa Ganjar Pranowo Layak Jadi Presiden RI
Baginya, memasukan nama sebuah profesi ke KTP hanya tinggal mengambil keputusan. “Gampang, cukup laksanakan. inilah politik, inilah perintah. Bapak ibu, ketika amanah itu masuk kepada kita, rasanya kita berdosa tidak bisa menyelesaikan masalah, Maaf sekecil itu,” tutur Ganjar.
Atas dasar itu, Ganjar mengamu lanvsung memerintahkan Dinas Dukcapil untuk memasukan nama profesi nelayan ke sebuah KTP perempuan tersebut.
“Apa yang terjadi pada cerita itu? perempuan nelayan ini kemudian mendapatkan hak akses permodalan, dia mendapatkan hak pelatihan, dia mendapatkan hak atas bantuan dan dia sekarang menggerakkan perempuan nelayan lebih banyak lagi tokoh yang sangat inspiratif,” tuturnya.
Selain cerita seorang perempuan nelayan itu, Ganjar juga menyinggung pengalamannya untuk membantu kelompok usaha perempuan yanh menginginkan akses suku bunga 7%.
“Saya punya bank, saat itu, Bank Jateng, direksi kumpul, konstultasi dengan OJK, di tengah sutuasi yang sulit seperti ini, suku bunga terendah berapa yang bisa anda bikin? Diskusilah, dikaji, dan ketika kurs 12% ternyata kita bisa menetapkan kurs 7%” tutur Ganjar.
“Dan ketika itu mau diberikan, landingnya mau diberikan kepada para pengusaha, kelompok perempuan, ‘Pak Ganjar, apakah kami bisa mendapatkan khusus untuk kurs 7%?,’ Semua Ibu, sama,” kata Ganjar.
Setelah itu, Ganjar mengaku, mendapat permintaan bantuan dari kelompok pedagang pasar. Saat itu, sambungnya, pedagang pasar meminta bantuan ke Ganjar untuk dapat mencairkan bantuan modal dengan suku bunga rendah.
Baca: Mengulik Gaya Kepemimpinan Transformasional Ganjar Pranowo
“Pak kami pedagang di pasar, modal kami yang kami butuhkan Rp500 ribu, Rp1 juta, Rp 2 juta Pak, apakah Pak Ganjar bisa kakukan itu?” ucao Ganjar sambil menirukan percakapan.
Ganjar pun langsung meminta jajarannya mengkaji. Alhasil, para pedagang pasar itu mendapat kredit usaha modal dari perbankan di Jawa Tengah. “Kami berikan kredit khusus perempuan bakul di pasar, bunganya 2% setahun,” ucap Ganjar
“Bapak ibu, ketika politik itu bisa kita agungkan dengan ketajaman mata politik, kita ayunkan untuk kebaikan, insya Allah tidak ada yang tidak bisa kita kerjakan. Apalagi didukung oleh kekuatan sebesar ini dan ada di seluruh Indonesia. Bismillah kita akan mewujudkan itu,” terang Ganjar