Jakarta, Gesuri.id - Capres Ganjar Pranowo menyinggung TikTok Shop yang baru saja ditutup oleh pemerintah
Ganjar awalnya mengatakan sistem kerja sekarang perlu dilakukan modernisasi.
"Pertama adalah memodernisasi seluruh sistem kerja yang ada. Kedua kita mesti paham betul dunia sedang berubah, dunia sedang tidak baik-baik saja. Apakah itu penciptaan lapangan kerja kek? Apakah itu kondisi bisnisnya kek? Apakah itu yang jualan di TikTok Shop? Dan kemudian sekarang lagi pada bingung," kata Ganjar dalam diskusi webinar oleh Keluarga Alumni Hukum Gadjah Mada (KAHGAMA) dengan tema "Peluang dan Tantangan Menghadapi Dunia Kerja" melalui Zoom, Kamis (12/10).
Baca: Dunia Aktivisme Ganjar Pranowo
Ganjar, yang merupakan Ketum PP KAHGAMA, kemudian mengatakan mata kuliah umum di setiap kampus perlu ditambahkan pelajaran tentang digitalisasi. Dia menyebut teknologi digital sekarang seperti layaknya makan.
"Maka dulunya dunia pendidikan mesti menyiapkan mental-mental mereka. Saya kalau bercanda dengan kawan-kawan para ilmuwan, para peneliti dan lain sebagainya kami sampaikan, kalau dulu rapat paripurna kuliah ada MDU mata kuliah dasar umum, kewiraan, Pancasila, agama, sekarang mesti ditambah digital. Karena semua orang akan menggunakan itu," katanya.
"Yang kedua, kebiasaan menggunakan teknologi digital ini menjadi sebuah kewajiban yang sama dengan keseharian kita, ya makan, menghirup udara, sehingga orang akan biasa juga bekerja menggunakan teknologi dan mengikuti perubahannya," tambahnya.
Baca: Semangat Kemanusiaan Ganjar Pranowo
Lebih lanjut, jika skill digital itu telah diterapkan, maka masyarakat katanya, tinggal menentukan ingin menjadi karyawan atau menjadi pelaku UMKM. Dia yakin peluang untuk menjadi pengusaha di Indonesia masih besar.
"Dan berikutnya kalau hulunya sudah selesai, mereka punya keterampilan itu maka job creation ini menjadi penting karena masyarakat kalau kita lihat, "Kita kerja apa ya pak?", kerja menurut saya ada dua, dia bisa bekerja sebagai pegawai, kedua bisa entrepreneur," ujarnya.
"Yang kalau kita lihat hari ini entrepreneur kita masih 4% ya, kalau kita mau menuju 14% nambahnya 10%, itu artinya masih ada peluang besar untuk dilakukan tapi tidak mudah menyiapkan itu," sambungnya.