Jakarta, Gesuri.id - Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo menyebut hasil riset dari lembaga perguruan tinggi tak dijadikan dasar kebijakan pemerintah.
Padahal, hasil riset itu dinilai potensial untuk dijadikan nilai tambah ekonomi, salah satunya seperti yang dilakukan Institus Pertanian Bogor (IPB).
Baca: Ganjar Pranowo Berpeluang Dapatkan Trah Gelar Wahyu Mataram
"Jadi banyak hasil penelitian dari kampus seperti yang dicontohkan IPB, itu ada 35 persen kurang kebih hasil risetnya itu ya dihilirisasi oleh IPB sendiri. Maka terbayangkan gak kalau itu diambil alih oleh pemerintah menjadi kebijakan nasional," tutur Ganjar saat ditemui usai hadiri acara Food & Agriculture Summit II dan Dialog Calon Presiden RI 2024-2029, di IPB International Convention Center, pada Selasa (19/12).
Menurutnya, hasil riset IPB telah membuktikan bisa menuntaskan sejumlah persoalan terkait pangan.
"Pak Rektor (IPB) tadi menyampaikan, kedelai bisa kita bereskan kok, bawang putih bisa kita bereskan, gak usah lah 100 persen," katanya.
Menurutnya, hasil riset itu bisa membuahkan inovasi di sektor pangan. Dengan demikian, ia merasa banyak manfaat bila pemanfaatan hasil riset dijadikan pondasi sebuah kebijakan.
"Dari sisi kedaulatan, agromaritim yang diputuskan oleh IPB menurut saya bagus banget. Dan menurut saya inilah langkah paling kongkrit yang bisa kita lakukan," kata Ganjar.
"Maka gregetan saya adalah dengan data sains yang ada itu, seharusnya kita bisa ambil," tambahnya.
Baca: Abdy Jelaskan Kenapa Ganjar Pranowo Layak Jadi Presiden RI
Kendati demikian, Ganjar mengaku sempat menawarkan kontrak kerja sama dengan IPB untuk menjalankam riset guna dimanfaatkan untuk sebuah kebijakan bila terpilih menjadi Presiden ke-8 RI.
"Saya tawarkan secara terbuka mau gak kemudian, kita kontrak di situ. Kontrak untuk menjalankan itu dalam waktu dua tahun. Ilmunya sudah ada, metodenya sudah ada, orangnya pemerintah yang menyediakan, lahannya bisa kita carikan dan kemudian hasilnya bisa terukur," ucapnya.