Ikuti Kami

Ganjar Siap Lanjutkan Tongkat Kepemimpinan Jokowi Untuk Lawan WTO

Ganjar mengungkapkan Indonesia juga dapat melakukan hilirisasi di sektor kelautan, perkebunan dan lainnya.

Ganjar Siap Lanjutkan Tongkat Kepemimpinan Jokowi Untuk Lawan WTO
Calon Presiden dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo.

Jakarta, Gesuri.id - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo siap melawan Uni Eropa yang menggugat Indonesia melalui World Trade Organization (WTO) terkait kebijakan larangan ekspor bijih nikel.

Hal ini pun sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) agar presiden selanjutnya tak takut terhadap ancaman dari negara lain, terutama soal hilirisasi mineral. Sehingga hilirisasi yang diperjuangkan bisa membuahkan hasil maksimal.

"Itu bukan pertanyaan lagi," kata Ganjar saat wawancara eksklusif di kediamannya di Jalan Taman Patra Raya, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (14/12).

Baca: Abdy Jelaskan Kenapa Ganjar Pranowo Layak Jadi Presiden RI

Menurutnya, hilirisasi tak hanya terkait sumber daya alam (SDA). Ia mengungkapkan Indonesia juga dapat melakukan hilirisasi di sektor kelautan, perkebunan dan lainnya.

Kendati demikian, Ganjar mengatakan Indonesia harus menyusun rencana dengan matang agar tak masuk dalam jebakan-jebakan regulasi yang sudah disepakati. Sebab, hal itu berkaitan erat dengan relasi internasional.

"Kita harus punya keberanian wajib itu hukumnya," tegasnya.

Selain memiliki keberanian, Indonesia harus lebih kreatif dan inovatif lagi. Mantan Gubernur Jawa Tengah ini menyoroti pentingnya kebijakan berdasarkan data dan riset.

Baca: Semakin Yakin Pilih Ganjar Pranowo

Oleh karena itu, para periset, perguruan tinggi hingga masyarakat lokal perlu dilibatkan. Kondisi ini juga untuk mengantisipasi timbulnya kecemburuan.

Sebelumnya, Kamis (31/8), Presiden Joko Widodo meminta presiden selanjutnya untuk tidak menghentikan hilirisasi industri yang tengah dijalankan pemerintah saat ini.

Sebab, seperti dikatakannya saat pembukaan Rapat Kerja Nasional XVIII Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) 2023 di Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis, Indonesia bisa kehilangan pendapatan per kapita sekitar 25.000 dolar AS pada 2045.

Quote