Surakarta, Gesuri.id - Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menginginkan sektor ekonomi segera berjalan pascapelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 yang sudah dimulai sejak Senin (26/7).
"Sekarang sudah mulai ada beberapa usaha PKL (pedagang kaki lima) yang buka, pasar-pasar yang sebelumnya tutup sudah mulai beraktivitas," katanya di Solo, Jawa Tengah, Rabu (28/7).
Terkait hal itu, ia berharap agar para pedagang maupun pembeli tetap menerapkan protokol kesehatan.
Baca: Usai Sembuh, Gibran Motivasi Warga Yang Jalani Isoman
"Jangan sampai pelonggaran SE (surat edaran tentang PPKM) justru berdampak pada kenaikan kasus COVID-19 di Solo," katanya.
Disinggung mengenai berkurangnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari kontribusi retribusi pasar tradisional selama bulan Juli, dikatakannya, menjadi risiko dari pengetatan aturan untuk menekan laju kasus COVID-19.
"Ya gimana lagi, kan memang sedang pandemi. Yang jelas sampai akhir tahun kami fokus ke penanganan COVID-19. Bahkan ini anggarannya (untuk penanganan COVID-19) ditambah jadi Rp110 miliar," katanya.
Sementara itu, diakuinya, pengetatan aturan selama PPKM darurat beberapa waktu lalu berdampak pada terhentinya sejumlah aktivitas ekonomi di beberapa tempat di Kota Solo.
Baca: Gibran Siap Kucurkan Rp110 Miliar Untuk Tangani Pandemi
"Oleh karena itu, ini kami longgarkan agar ekonomi bisa segera jalan," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi mengatakan selama bulan Juli Pemerintah Kota Surakarta memutuskan untuk membebaskan retribusi pedagang yang terdampak PPKM. Akibatnya, potensi penurunan pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi pasar mencapai sekitar Rp2 miliar.
"Kami kan ditarget satu tahun Rp27 miliar (dari retribusi pasar), kalau berkurang Rp2 miliar tinggal berapa itu. Bukan hanya retribusi tetapi juga kerja sama MCK (mandi, cuci, kakus) juga minta pembebasan. Selain itu titik-titik iklan juga sepi," katanya.