Jakarta, Gesuri.id - Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP GMNI) mengutuk keras aksi terorisme di Kota Makassar, Minggu (28/3).
Seperti diketahui ledakan bom terjadi di Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3).
Baca: Bamusi : Bom di Makassar, Serangan Terhadap Kebhinekaan!
Sekjen DPP GMNI Sujahri Somar mengungkapkan, bom bunuh diri itu merupakan upaya dari pihak-pihak tertentu untuk merusak Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Serangan bom bunuh diri ini merupakan upaya untuk merusak persatuan NKRI. Dan para teroris ini menyerang salah satu fondasi utama persatuan bangsa ini, yakni kerukunan antar umat beragama," tegas Sujahri dalam keterangan resminya.
Sujahri melanjutkan, akhir-akhir ini Negara, melalui Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri memang sedang gencar meringkus teroris di berbagai wilayah Indonesia tahun ini.
Karena itu, seharusnya potensi pembalasan dari para teroris itu sudah bisa diduga.
Tapi, sambung Sujahri, anehnya, aparat intelijen tidak mampu mendeteksi aksi teroris tersebut. Walhasil, peristiwa ledakan di Katedral Makassar itu pun terjadi.
"Sehingga, ledakan Makassar ini sesungguhnya 'tamparan' bagi BIN (Badan Intelijen Negara, red). Dan tamparan itu seharusnya membuat BIN lekas mengevaluasi cara kerjanya," ujar Sujahri.
Baca: Kutuk Bom Katedral Makassar, REPDEM Desak Teroris Diberangus
Selain itu, sambung Sujahri, penanggulangan terorisme harus terus digalakkan oleh BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) dengan menggunakan beragam pendekatan sesuai kebutuhan.
"Jangan sampai anggaran negara yang sangat besar bagi BNPT, menjadi sia-sia karena terorisme tak kunjung lenyap di bumi Indonesia," tegas Sujahri.