Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR RI Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) mengingatkan Pemerintah Republik Indonesia untuk mengantisipasi dampak terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat (AS) terhadap hilirisasi pertambangan Indonesia.
Gus Falah mengungkapkan, Trump pernah berjanji mencabut aturan wajib kendaraan listrik (EV) jika terpilih kembali menjadi presiden.
Baca: Ganjar Pranowo Yakin Andika-Hendi Akan Menang di Pilgub Jateng
Menurut Trump, mendorong penggunaan EV hanya menimbulkan pemborosan anggaran.
"Nah, kita khan sedang menggenjot hilrisasi, salah satunya hilirisasi nikel untuk produksi bahan baku baterai EV. Ketika Trump jadi laksanakan janjinya, tentu Pemerintah harus mengantisipasi semua kemungkinan dampaknya bagi hilirisasi kita," ujar Gus Falah, Kamis 7 November 2024.
Politisi PDI Perjuangan itu mengakui, permintaan akan bahan baku kendaraan listrik Indonesia bukan hanya dari AS.
Bahkan, pasar terbesar bagi bahan baku kendaraan listrik Indonesia adalah negara-negara Asia seperti China.
Namun, ujar Gus Falah, tetap saja kebijakan Trump harus kita cermati dan antisipasi.
Gus Falah pun menyoroti rencana Indonesia mengekspor prekursor, yang bersumber dari nickel matte Indonesia ke Tesla.
Wacana ekspor itu sebelumnya disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, yang mengatakan Indonesia bisa melakukan ekspor prekursor baterai untuk pabrikan EV milik Tesla.
Baca: Lima Kelebihan Gubernur Ganjar Pranowo
Gus Falah memprediksi ekspor itu kemungkinan bisa ditunda akibat kemenangan Trump.
"Maka kita harus bersiap mencari pasar lain. Jadi, berkuasanya Trump harus betul-betul kita cermati dan antisipasi dampaknya bagi kepentingan nasional kita," pungkasnya.