Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR RI Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) menilai upaya PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional 1 Sumatera dalam mengoptimalisasi sumur idle atau sumur minyak yang saat ini tidak aktif, selaras dengan kebijakan negara.
Tujuannya, sambung Gus Falah, untuk mendongkrak produksi migas domestik.
Baca: Ganjar Suntik Semangat Kader Banteng Kabupaten Malang
"Negara, dalam hal ini Kementerian ESDM dan SKK Migas khan memang bertekad mengaktifkan kembali sumur-sumur yang tidak produktif, bahkan sampai menyediakan insentif bagi perusahaan yang melakukan itu," ujar Gus Falah, Selasa (19/11).
Politisi PDI Perjuangan itu melanjutkan, reaktivasi sumur tidak aktif adalah strategi negara untuk meningkatkan produksi migas nasional dengan, tanpa harus mencari sumur-sumur baru.
Menurut Gus Falah, optimalisasi ribuan sumur idle adalah langkah logis untuk meningkatkan lifting dalam waktu dekat.
Apalagi, sambungnya, Kementerian ESDM mencatat terdapat 5.000 sumur minyak idle di Indonesia yang dapat dioptimalkan untuk meningkatkan produksi minyak nasional.
"Jadi, upaya PHR ini memang sejalan dengan tekad negara, yakni produksi minyak melalui optimalisasi sumur idle," pungkas Gus Falah.
Sebelumnya, PHR kembali memperkuat komitmen dalam pengelolaan sumur idle lanjutan batch-2 dengan menggandeng tiga mitra baru.
Baca: Ganjar Harap Relawan Andika-Hendi Tidak Patah Semangat!
Perjanjian kerja sama ini ditandatangani baru-baru ini di Jakarta, dengan tiga mitra yakni PT Bukitapit Bumi Persada, PT Jaya Barokah Energi, dan PT Jimmulya Papua Energi.
Program ini merupakan upaya nyata PHR dalam mendukung peningkatan produksi migas di Wilayah Kerja (WK) PHR Regional 1 Sumatera, sekaligus berkontribusi pada target pemerintah untuk mencapai produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) pada tahun 2030.