Ikuti Kami

Gus Falah Tegaskan Amerika Berwatak Imperialis Karena Tuduh Hilirisasi Indonesia Diwarnai Kerja Paksa 

Gus Falah menyatakan, dalam hilirisasi nikel, Indonesia banyak bersinergi dengan perusahaan China. Hal ini yang membuat AS tidak senang.

Gus Falah Tegaskan Amerika Berwatak Imperialis Karena Tuduh Hilirisasi Indonesia Diwarnai Kerja Paksa 
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR-RI Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) .

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR-RI Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) menilai, pernyataan Amerika Serikat (AS) bahwa ada kerja paksa dalam hilirisasi nikel di Indonesia, menunjukkan watak Amerika sebagai imperialis yang ingin mengukuhkan dominasi mereka dalam ekonomi global.

Gus Falah menyatakan, dalam hilirisasi nikel, Indonesia banyak bersinergi dengan perusahaan China. Hal ini yang membuat AS tidak senang.

Baca: Ganjar Pranowo: Dari Pengacara hingga Gubernur

"Jadi tuduhan kerja paksa ini bagian dari upaya Amerika mengganggu hilirisasi nikel Indonesia, karena sebagai imperialis, mereka tidak bisa menancapkan dominasinya dalam hilirisasi kita," ujar Gus Falah, Kamis (10/10). 

Gus Falah melanjutkan,upaya Amerika dalam mengganggu nikel Indonesia bukan baru terjadi sekarang. 

Pada tahun lalu, sambung Gus Falah, Pemerintah Amerika telah mengeluarkan kebijakan Inflation Reduction Rate (IRA) yang diskriminatif terhadap nikel Indonesia.

Semua itu tak lepas dari watak Amerika sebagai imperialis, yang terganggu oleh China dalam tatanan ekonomi global.

 Ketika China banyak terlibat dalam hilirisasi nikel Indonesia, maka AS pun berupaya 'menyerang' hilirisasi Indonesia dengan berbagai propaganda. 

"Jadi AS ini dulu yang disebut Bung Karno sebagai Neo-Kolonialisme dan Imperialisme, dan sekarang rupanya mereka tak berubah," ungkap Gus Falah. 

Baca: Lima Kelebihan Gubernur Ganjar Pranowo

Sebelumnya, AS melalui Wakil Menteri Urusan Perburuhan Internasional, Departemen Perburuhan AS, Thea Lee, menyatakan bahwa hilirisasi nikel di Indonesia terjadi karena ada kerja paksa.

Dalam catatan Lee, Indonesia termasuk negara yang menyumbang tren peningkatan kerja paksa khususnya pada produk nikel yang diolah di Indonesia.

Tidak hanya menuding melakukan kerja paksa, Lee juga mengatakan bahwa Indonesia sama dengan negara China dan Kongo yang juga melakukan pelanggaran seperti melakukan lembur berlebihan dan tidak sukarela, pekerjaan tidak aman serta upah menunggak.

Quote